*Daun Pucuk Sembilu*
jatuh, terinjak dalam batas kematianku
menangis, terisak dalam kesadaran terpasung
dikebiri hari detik demi detik
berlalu menjauh dan dilupakan
sakit, ah,,tidak lagi
tersayat, rasanya sudah lebih dari itu
berdiri tegak, beranjak
dan aku hilang dalam dekap daun pucuk sembilu
luka, menganga
berdarah, terbalut daun pucuk sembilu
perih, tidak lagi
hanya sisa-sisa
dan akan terlupakan
jangan tanya hatiku
mungkin saja dia telah rabun
ah,,,itu terlalu kejam buatku
aku hanya tak ingin meninggalkan bekas luka
jika hari esok ku jelang cerah mentari yang berawan indah
di daun pucuk sembilu sore kemarin
ku titipkan titik butir bening di permukaan lembutnya
biar terbiar dan menjadi ingatan setiap kenangan
atau biarkan dia terjatuh dan terinjak kekejaman hari yang masih sendiri
--------------------------
*di warnet tetangga sebelah
Selasa, 18 Mei 2010. 09:09
*Suly Bintu Kasmaja*
jatuh, terinjak dalam batas kematianku
menangis, terisak dalam kesadaran terpasung
dikebiri hari detik demi detik
berlalu menjauh dan dilupakan
sakit, ah,,tidak lagi
tersayat, rasanya sudah lebih dari itu
berdiri tegak, beranjak
dan aku hilang dalam dekap daun pucuk sembilu
luka, menganga
berdarah, terbalut daun pucuk sembilu
perih, tidak lagi
hanya sisa-sisa
dan akan terlupakan
jangan tanya hatiku
mungkin saja dia telah rabun
ah,,,itu terlalu kejam buatku
aku hanya tak ingin meninggalkan bekas luka
jika hari esok ku jelang cerah mentari yang berawan indah
di daun pucuk sembilu sore kemarin
ku titipkan titik butir bening di permukaan lembutnya
biar terbiar dan menjadi ingatan setiap kenangan
atau biarkan dia terjatuh dan terinjak kekejaman hari yang masih sendiri
--------------------------
*di warnet tetangga sebelah
Selasa, 18 Mei 2010. 09:09
*Suly Bintu Kasmaja*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berekspresilah dengan olah kata,dengan keindahan tutur dalam tulisan,,,Karena keindahan adalah Faradis,