*Puisi Prothol*
aku pikir daun kelor
ternyata selongsong pelor
ada tanya, mengapa ayam bertelor
dan pak petani memakai celana kolor
mana yang lebih baik, molor ataukah kompor
rasanya jadi seperti mahasiswa bachelor
ah bukan, tapi seperti konselor
ini bicara tentang lawak atau horor
kenapa masih ada yang nyengir kayak pilem amor
mungkin lucu, ah masa iya sih ada yang ketawa lihat obor
barangkali orang sudah mulai pikun sehingga tidak bisa bedakan antara humor dengan opor
kalau begitu, apa bedanya antara pegawai otsor dengan honor
kalian pasti masih bingung, mana kidul mana lor
karena di depan mata kalian yang nampak hanya pegunungan mangalor
seperti perawan yang berdandan menor
lenggak lenggok bak bidadari turun dari motor
dunia sudah renta, tak ada lagi manusia yang dapat andap asor
karena tukang bangunan hanya mengenal istilah ngecor
sedangkan di belahan bumi sana masih banyak genteng rumah yang bocor
mana ada yang perduli karena hati mereka telah lama kotor
sama bejatnya ketika harus mengatakan “sayang, aku slebor”
atau orang-orang tergila-gila dengan goyangan si inul ngebor
entahlah, keyakinan mereka mungkin telah kendor
kayak lagu pedangdut pesohormengalunkan lagu bang mandor
hahaha,,,,ini benar-benar lelucon yang sama sekali tidak punya pamor
bahkan tidak sama sekali punya peringkat nomor
tidak saat ini ataupun dalam tangga lagu akor
atau biarkan aku berlari mengitari taman bahkan gor
sekalipun harus nombok bahkan tekor
seperti burung yang hilang sayap dan ekor
pontang panting bak' serangan teror
--------***------
Bada' dzuhur, ruang kerjaku
Kamis, 27 Mei 2010 13:17
Poem by : Suly Bintu Kasmaja
aku pikir daun kelor
ternyata selongsong pelor
ada tanya, mengapa ayam bertelor
dan pak petani memakai celana kolor
mana yang lebih baik, molor ataukah kompor
rasanya jadi seperti mahasiswa bachelor
ah bukan, tapi seperti konselor
ini bicara tentang lawak atau horor
kenapa masih ada yang nyengir kayak pilem amor
mungkin lucu, ah masa iya sih ada yang ketawa lihat obor
barangkali orang sudah mulai pikun sehingga tidak bisa bedakan antara humor dengan opor
kalau begitu, apa bedanya antara pegawai otsor dengan honor
kalian pasti masih bingung, mana kidul mana lor
karena di depan mata kalian yang nampak hanya pegunungan mangalor
seperti perawan yang berdandan menor
lenggak lenggok bak bidadari turun dari motor
dunia sudah renta, tak ada lagi manusia yang dapat andap asor
karena tukang bangunan hanya mengenal istilah ngecor
sedangkan di belahan bumi sana masih banyak genteng rumah yang bocor
mana ada yang perduli karena hati mereka telah lama kotor
sama bejatnya ketika harus mengatakan “sayang, aku slebor”
atau orang-orang tergila-gila dengan goyangan si inul ngebor
entahlah, keyakinan mereka mungkin telah kendor
kayak lagu pedangdut pesohormengalunkan lagu bang mandor
hahaha,,,,ini benar-benar lelucon yang sama sekali tidak punya pamor
bahkan tidak sama sekali punya peringkat nomor
tidak saat ini ataupun dalam tangga lagu akor
atau biarkan aku berlari mengitari taman bahkan gor
sekalipun harus nombok bahkan tekor
seperti burung yang hilang sayap dan ekor
pontang panting bak' serangan teror
--------***------
Bada' dzuhur, ruang kerjaku
Kamis, 27 Mei 2010 13:17
Poem by : Suly Bintu Kasmaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berekspresilah dengan olah kata,dengan keindahan tutur dalam tulisan,,,Karena keindahan adalah Faradis,