Minggu, 12 Mei 2013

Episode 6 #Catatan Hati [Hari Baru]

Bismillah....

Allah-lah sungguh sebaik-baik penentu segala rencana, DIA-lah yang pada akhirnya menentukan Takdir setiap hamba-hambaNya. Alhamdulillah karena DIA - lah Allah yang masih menjadikanku seperti saat sekarang, masih memberiku nafas dan banyak keberkahan lainnya.

Allah mencipta bukan tanpa perhitungan, Allah memberikan ujian serta cobaan bukan tanpa maksud. Allah yang membuat semuanya beredar sesuai porosnya masing-masing, tanpa saling bertabrakan satu sama lain. Pergantian hari demi harinya terasa indah, tanpa ada kesalahan. Subbhanallah..sangat mengagumkan.

Hari baru..
Saya hanya ingin menuliskannya demikian saja. Meski setiap hari adalah Baru. Ada yang mengartikannya sebagai hal yang barangkali "Fresh, something new". Entahlah, masing-masing orang boleh berpendapat lain mengenai hari baru. Yang jelas saat ini saya tengah berada di tempat yang cukup jauh dari rumah. 

Ini harus aku lakukan - alasan kalasinya adalah Demi kebahagiaan Mboke. Saya kurang tau apakah ini sebagai bentuk pengorbanan ataukah memang sewajarnya dilakukan oleh setiap anak. Meski ada perasaan tidak tega karena meninggalkan mboke berdiam diri sendiri di rumah, tapi saya harap ini akan lebih baik.

Saya tak sanggup rasanya, jika harus menyaksikan serenta itu masih pusing dengan urusanku yang tak kunjung mereda. Entah itu dari urusan pribadi ataupun urusan-urusan lain yang tersangkut dengan rencana bisnis ku yang malah pada akhirnya mandeg, dan ini tentu saja menjadi beban buat mboke. Saya sedih, tapi toh tetap hidup ini akan terus berjalan. Mau sampai kapan bersedih, mau sampai kapan hanya menyalahkan diri sendiri - semua harus di usahakanya sendiri, tanpa terkecuali.

Aku harus bagaimana?!

Sabtu, 04 Mei 2013

Episode 5 #CatatanHati | Tak Sehebat Mereka


Bismillah..
Saat menuliskan ini, entah mengapa airmataku berderai sperti aliran air yang tanpa ujungnya. Seperti biasa, pagi hari ini masih dengan kegiatan yang sama. Semenjak memutuskan untuk mandiri mengelola usaha sendiri dengan modal pinjaman, saya lebih banyak beraktifitas di rumah. Dan sesekali keluar rumah untuk kepentingan usaha.
Meski masih belum menunjukkan keberhasilan yang signifikan, tapi usaha yang saya jalananjan atas dasar kesukaan saya terhadap dunia fashion. Ada banyak kendala rupanya setelah saya betul-betul berjibaku dalam dunia bisnis fashion ini. Terutam menghadapi perkembangan fashion yang hampir tiap detik berubah, jugapun mengenai para pesaing yang hebat. Saya memang masih awam dengan bisnis ini, sehingga disuatu kesempatan saya pernah melakukan sebuah keputusan salah. Tetapi saya tetap menyenangi dunia fashion sampai kapanpun, meski berbagai rintangan silih berganti.
Ada banyak teman dengan aktifitas dan profesinya masing-masing. Tak jarang saya dibuat terkagum-kagum dengan pencapaian dan prestasi mereka. Saat menyaksikan mereka dengan segudang keberhasilan, ada perasaan sedih karena melihat pencapaianku yang hanya seperi ini. Namun, tidak sedikitpun aku merasa rendah diri karena saya meyakini bahwa semua ini tidak mungkin terjadi jika Allah SWT sajalah yang telah mengaturnya. Sehingga saya hanya merasa bahwa memang benar saat ini saya belum bisa menjadi siapa-siapa seperti mereka, tapi haqqul yakin suatu saat saya mungkin bisa!
Kadangpun juga merasa jika tingkat pendidikan saya yang hanya mencapai sarjana tak ada artinya. Tapi kembali saya berfikir, lantas bagaimana dengan mereka yang putus sekolah, bahakan tidak lulus sekolah dasar. Beruntung saya yang pada akhirnya bisa menuntaskan pendidikan hingga jenjang kesarjanaan, meski hingga detik ini barangkali tak banyak yang bisa saya kontribusikan dengan ilmu yang sudah di dapatkan. Tentu ini menjadi catatan yang khusus buat diri saya pribadi, dimana setiap ilmu yang pernah saya peroleh tentulah harus dapat dimanfaatkan dan berguna untuk sendiri juga orang lain - begitu idealnya.

Kekacauan fikiranku kadang ku tepis dengan melihat lebih dalam, bahwasannya Allah telah anugerahkan begitu hebatnya kenikmatan yang kadang terlupakan olehku. Bahkan saat hidayah demi hidayah Allah tetapkan untukku, meski sejalan itu pula ujian dan cobaan sungguh luar biasa menghatam benteng pertahanan imanku. Sekuat tenaga aku bangkit kembali, perlahan meski luka yang menga ini masih terasa perih jika sedikit saja tersentuh, entah karena ketidaksengajaan ataukan seseorang yang dengan sengaja menyibaknya kembali. Namun, semua itu kini telah sirna- karena rupanya Allah ingin mentarbiyahku secara langsung meski dengan hebatnya pukulan dariNya. Aku yakin dan percaya , meski setiap kesalahan yang kita lakukan adalah buah dari kelalaian kita sendiri, tapi Allah ada rencana dan maksud dari setiap timpaanNya itu. Entah itu berbentuk musibah yang bahkan kita merasa tak sanggup dan hampir putus asa, tapi Allah akan kembali hadirkan orang-orang hebat yang dengan tebal keimanannya mampu memegang erat tangan rapuh ini kembali. Allhamdulillah.

Baiklah, setiap rasa mengagumi sesuatu , sejatinya adalah karena rasa mengakui adanya sang Mencipta. Manusia hebat yang ada disekelilingku adalah buah dari penciptaan sempurna sang Maha kuasa. Manusia yang beredar disekelilingku dengan segudang prestasi dan kebanggaan dunia bahkan akhiratnya adalah buar dari penciptaan maha indah dari sang Maha besar. Allah menciptakan di dunia ini dengan pasangannya masing-masing. Jika memang ada manusi pintar mungkin disitu terdapat pula manusia bodoh. Tak ingin menamaiku sebagai manusia bodoh, tapi lebih kepada pencapaian prestasi yang belum maksimal. Meski usia makin bertambah dan bertambah, tentulah Allah tak akan pernah menyia-nyiakan ku di dunia dan akhirat kelak. Saya akan tetap percaya adanya perputaran poros bumi, pun juga adanya perputaran poros takdir, nasib baik dan seterusnya. Oleh karena itu, rasa "iri" yang mungkin lebih kepada kagum ini akan terus ada untuk kalian-kalian yang beredar diantaraku, kalian-kalian yang sempurna dalam pandanganku, biarlah menjadi inspirasi dan semangatku meski kalian tak kusebut-sebut agar kalian melihatku. 

Benar bahwa - aku tak sehebat kalian adalah kenyataan yang rela tidak rela harus saya tanggung. Saya harus sanggup menerima bahwa saya tak sebanding dengan kalian - tapi sayangnya kita dari penciptaan yang sama. Oleh karenanya saya kembali merasa bersyukur, meski kita tak sama-sama hebatnya, tapi kita sama-sama memiliki Pencipta , Tuhan yang sama - Allah SWT. Bagiku ini lebih dari apapun , melebihi pula dari rasa kekagumanku terhadap kalian. Biarlah ini menjadi catatan penting dalam hidupku, berkumpul dengan kalian yang meski aku tak mengenal kalian secara dekat - bahkan aku tak tau kalian ini siapa. Biarlah ini menjadi sejarah hidupku bahwa dunia ini penuh dengan warnanya dan aku salah satu warna dari milyaran warna yang mungkin masih belum bersinar seperti kalian. Aku tetap berbangga diri- karena aku bisa hidup di bumi yang sama- bersama kalian juga. 

Kalian hebat, dan aku akan menyusul kalian menjadi bagian terhebat itu. Meski tidak saat ini, tapi suatu saat kita akan sama-sama bertepuk dada dan berucap Hamdallah karena telah terlahir menjadi manusia, mahluk Tuhan yang maha sempurna.

Tulisan ini untuk kalian yang hebat dan berprestasi, untuk kalian yang menorehkan tinta emas untuk dirimu sendiri, keluargamu, bangsamu atau bahkan akhiratmu. Semoga Allah sentiasa mengumpulkan kita dan membangkitkan kita kembali pada barisan Rasulullah kelak di yaumil akhir. aamiin.


Dariku si anak kampung, 

Sulyati Kasmaja


Be My Friend

Happy People