Rabu, 07 Juli 2010

Catatan Hati #1 | Sepenggal dan Tak Utuh




**Sepenggal dan tak menjadi Utuh***


Sering kali manusia hanya bisa melihat bagian cerita yg tinggal sepenggal di hadapannya,,

Atau kadang manusia hanya melihat cerita di awal,tanpa menyelesaikan akhir dari cerita itu,,

Lalu masihkah kita lantas menjadi penonton yang hanya bisa menikmati sepenggal cerita yang tak menjadi utuh?

Saat harus menangis, atau harus mentertawakan orang lain
Saat harus menyesal, atau mengumpat orang lain
Saatnya instropeksi diri, saatnya menyadari, saatnya kembali

Bahwa kau hanya manusia biasa, tetapi bukan manusia lemah, tetapi bukan manusi kuat, tetapi tidak juga menjadi sombong karenanya.

Bukan,,bukan seperti itu yang ku maksudkan
Tetapi, cobalah melihat manusia dari banyak sisi, jika saat ini aku terjatuh, kau terjatuh, mereka yg terjatuh,,jangan sekedar memberi Pengadilan, jangan pula memberi Hukuman, tetapi setidaknya Lihatlah dengan Hatimu yang paling bersih

dan aku masih disini, karena DIA aku bertahan, karenaNya-lah aku masih sanggup meski berjalanku harus tertatih, tidak seperti kalian, yang dengan mudah melangkah, bahkan kau bisa berlari kencang mendahului, entah sudah sampai belahan dunia yang lain, tetapi aku masih disini, masih dalam aku yang kau tau tetap seperti ini.

Karena aku disin, dan Kalian bukanlah aku

-------------------
February 4th 2010

by: *Suly Bungsu Kasmaja

Poem #6


**Mengapa?**

Apa yang membuatmu meninggalkanNya
Sementara waktu saja masih sepakat dengan mau kita
Apa yang menjadikanmu menjadi bimbang
Sementara mereka saja masih ada bersama kita

Saat hati tak bersimpati
Taukah, bahwa ada hawa lain dari sudut masa
Dari DIA sang maha melihat
tentang kita dan semua laku kita

Kemana kaki membawa setumpuk noda
Dari ujung dunia belahan manapun niscaya kau tak akan mampu
bahkan untuk sekedar lari atau memilih bersembunyi daripada-Nya
Apakah kau merasa tenang meninggalkannya?

Mengapa?
Padahal hanya itu saja yang tersisa bukan
Taukah bahwa keimanananlah yang akan mengembalikan fitrah kita
Mengembalikan ingatan kita,betapa Allah mencintai orang-orang yg menyeru padaNya

Tak ada salahnya jika memang Cinta ada padanya
Dalam diri seorang hamba yang memiliki akal seprtiku atau sepertinya
Karena Cinta , maka lahirlah generasi-generasi robbani seperti kita
yang dahulu pernah lantang menyuarakan asma-asma Allah penuh ghiroh,,,

Lalu, sekarang, ketika satu hal itu kau abaikan
kau seperti lalat kecil yang menjijikan
tetapi bukan itu yang ku inginkan daripadanya
kau tetaplah mutiara yang terkilap,andai saja kau mau kembali

Ya Rabb,,salahkan jika diri menyanjung raga ciptaanMu
karena anugerah ini menjadikanku melupakanMu
Kembalikan aku padaMu wahai dzat yg maha Rahman Rahim
kembalikanlah dalam fitrah manusia yang luhur lagi suci

atau jangan pernah ada lagi berada di muka bumi ini

by: *Suly Bungsu Kasmaja
Februari 8th 2010
Depok

Poem #5


**Rumput liar bukan Benalu**

Maka biarkalah kali ini saja
Pijakan kakiku mulai menapak dengan kuat
Maka biarkanlah kali ini ku melangkah sekali lagi
Meski sempat terhenti oleh keangkuhan duniaku

Jika masih ada rasa, maka itu adalah mutlak milikku
bukan milikmu,miliknya atau lebih daripadanya
Jika ada benci,maka biarkan benci hanya pada kelaliman
Maka biarkan kebodohan itu ku buang bersama waktu yg berlalu

Lihatlah,,
Betapa tangguhnya aku
Karena aku bukan saja rumput liar
tapi aku ilalang yang dapat tumbuh dimana aku mau
tapi bukan benalu sepertimu,atau mereka

Sekarang bagaimana?
siapa yang akan menuai benih busuk itu
aku,kamu,kalian atau semua orang
tentu tidak, karena jika tidak sanggup berkata bijak
Maka Diamlah!!

*Suly bintu Kasmaja*


Ruang sepi 3x4, Kebagusan February 12st 2010 (9 tahun) dalam kebahagiaan


Poem #4


**Sejenak berkata-kata**

Ada hati dalam pelupuk mata
Ada rasa dalam balut luka
Seperti dalam titian mimpi para bidadari
Yang mencoba tersenyum meski dalam perih

Kau takkan pernah tau rasanya bahagia
Tanpa kau rasakan betapa laranya duka
Atau bahkan kau takkan pernah merasa sakitnya luka
Jika kau tak mencoba untuk mengobatinya

Meski hanya satu kali berkata
Ku tak pernah akan lupa akan hari dimana kita ada
Dimana mata tertutup malu, karena indah lakumu
Sementara hari masih belum berubah

Sejenak langkah ku henti
Bersama waktu yang tak mau perduli
Padaku, atau pada kalian
Tetapi aku bukan benalu yang akan berkarat

Aku adalah rumput liar yang tak berarti
Itu katamu, tapi tidak kata ku
Meski seperti “suket rayutan”, aku tetap bertahan
Hingga Maut tak lagi segan mengambilku dan menghakimiku
-----------------------------

**Poem by Suly Kasmaja**

February 11st 2010

hanya sejenak berpuitis

sudah ku posting disini jg : SINI dan Sini

Poem #3


*Pergi saja*

Pergilah,,
Pergi sejauh inginmu
Pergilah sajauh kau mampu pijakankan kaki
Pergi dan sebaiknya tak kembali

Sudah dari semua,
Langkahmu itu lebih jauh dari dugaanku
Juga aku,yang pernah memaksa untuk singgah sejenak
Kupikir akan bisa sama-sama melangkah, tetapi tidak

Jika dusta,katakan dusta
Perjalanan itu bukan sebuah kata dusta
Tapi, perjalanan adalah langka dimana kaki saling terayun beriringan
Saling menjaga dan melindungi,mengarahkan jalan yang sama

Jika kebenaran yang terucap
Bukankah kebohongan yang justru terlihat
Dari wajah yang kupikir penuh dengan kearifan
Mungkin aku yang terlalu naif,bodoh dengan kata ungkap Robbani

Pergilah,,,
Jika perlu,menghilanglah
Atau mati saja, jika memang itu yang terbaik
--------------------------------

Ruang sepi 3x4,Kebagusan Februari 11st 2010 20:26

*Suly Bungsu Kasmaja

Poem #2






--> Hening sendiri <--

Dalam hening, dalam kesendirian mahluk
Ada bulir bening mengalir lembut
Menetes membasuh kusut wajah yang terbalut sendu

Ada haru yang menyeruak
Ada hati yang menderu rindu
Mendayu kata-kata penuh isak
Dalam sepenggal malam yang dijadikannya kawan

Pekat pagi tadi, atau bahkan sudah menjadi fajar
Hatinya masih luluh
Dalam doa yang mengebiri laku
Insyaf akan dosa kemunafikan juga ketidakberdayaan

Kepada siapa lagi
Kepada siapa membawa diri
Hanya seonggok daging yang tak berarti
Juga hati yang terpercik tinta hitam kesilafan

Ya,,,Ghofur,,bukankah Engkau yang Maha Pengampun
Ya,,,Rahman,,,bukankah Engkau pula yang Maha Penyayang
Ya,,,Latif,,,,Kau pula yang Maha lembut

Lembutkan hatiku ya Muqolibbal Qulub,,,
Tundukkan hatiku yang teramat sombong dengan kemewahan mimpi dunia
Atau,,,jika tidak,,Engkau sungguh sebaik-baik pemutus segala kebaikan 
Ampuni hamba dan kami, kita, mereka,,,juga diriku,,

**Ruang terbuka 5x3**, January 28th 2010

By: *Suly Bungsu Kasmaja





Poem #1



--> Sampah Serapah <--


Memangnya siapa aku ini
Kau anggap apa? 
Sehingga semua keluh kau timpahkan
Seluruh peluh kau uraikan terhadapku

Memangnya apa salahku
Salah siapa?
Aku kah, atau kau, atau bahkan orang lain
Mengapa harus aku

Bukankah kotak sampah banyak di luar sana
Kenapa memilih aku yang kau jadikan sebagai pembuangan
Penampungan tiap rasa, tiap asa, bahkan tiap bahagiamu
Bukankah itu artinya aku Naif

Sampah siapa
Siapa yang menjadi sampah, aku, kau atau mereka
Tapi,,,kau tau....mereka itu telah menjadikanku tong sampah kotor
Sama kotornya saat kau lemparkan sisa makan yang baru saja kau habiskan

Kejam sekali
Apakah harus mengumpat, lalu kemudian kau menyadarinya
Sadar betapa biadabnya niatmu itu
Pergilah sejauh mungkin kau bisa berlari
Bawa serta setumpuk sampah , sumpah serapah dariku

Larilah sejauh kau dapat
Bersembunyilah, hingga bau busukmu tak lagi bisa ku cium
Pergilah sebisa kau dapat
dan Jangan pernah ganggu hidup yang sudah kadung kusimpan sendiri

,,,,dikejauhan rasa yang tak menjadi nyata,,,,

**poem Suly Kasmaja**


Januari 27th 2010

Be My Friend

Happy People