Selasa, 21 Desember 2010

Poem #45



Karena kau ibu, kau mampu

Bahkan untuk kali kesekiannya
dalam sujud yang tak lagi sempurna
dalam tangkup doa yang tersusun dalam setiap pengharapan
setiap waktu, hingga dalam sepertiga malamnya
kau masih dalam sedeku yang khusuk

bulir bening menggerimis di dinding hatimu
memanjatkan segala harap, segala cita
demi kami, anak-anakmu
ibu, entah untuk berapa banyaknya kami ingin memuliakanmu
namun, rangkaian kata inipun tak sebanding dengan indah tentangmu

Saat harus menangis
saat harus tertawa
kau mampu menyembunyika pedih karena kecewamu
kau mampu tampakkan bahagiamu meski lara jiwamu
kau ibu, karena segalanya kau mampu

di penghujung senjamu
dibatas masa yang tak lagi remaja
kau masih terpekur
memanjatkan lafadz-lafadz keagungamu padaNya
kau teguh, tanpa harus terlihat tangguh
karena kau ibu, kau mampu

kau jadikan malam sebagai siangmu
dan membiarkan senyap menjadi teman dalam tiap sujud
dan setiap keindahan, adalah itu tentangmu, ibu
adalah engkau, wahai wanita yang di muliakan dalam sunnahnya
wahai engkau wanita yang tertulis dalam ayat-ayat cintaNya
karena kau ibu, kau mampu

dan, dalam bait yang tak sempurna ini
ku kirimkan selaksa cinta untuk setiap pengorbanmu
setiap tetes peluhmu
setiap tetes darahmu
setiap tetes air susumu
setiap langkahmu
dan setiap masa yang kau habiskan untuk kami, anak-anakmu
karena kau ibu, kau mampu


by: Suly Bungsu Kasmaja
Mampang December 22th 2010, 11:14
______________________________
special for mother day

Kamis, 25 November 2010

Poem #44



Mengebiri Takdir sendiri
*******************

tak sepadan rasanya jika aku hanya menuntut diberikan bintang
tak serupa jika aku menuntut disamakan dengan permata
sebaris kata yang terselip diantara tumpukan keegoisan
hingga mataku mengucur deras rasa tak berdaya

tak perlu hitungan detik lagi
jika memang telah tertuliskan
jika memang telah tertetapkan
lalu apa gunanya doa?

masih terhenti pada bait peralihan kata
pada pergantian musim yang tak lagi sewarna
tergilas rasa yang hanya ingin menjadi pemenang
pun demikian dengan hatiku

air mata bak' musim penghujan 
mengalir deras tanpa bejana penampungan
membentuk genangan yang siap di tumpahkan
membanjiri tiap tangkup tangan yang kututupkan ke muka
apa artinya mengeluh,jika takdir hanya MilikNya
apa gunanya menangis,jika hati telah terpautkan
mungkin,bukan kali ini saja, saatnya nanti aku akan mengerti
________________________________________________
******************************************
[Suly Bungsu Kasmaja]
111110 [11 November 2010] 13:40

Poem #43



*berdamai dengan amarah*
_________________________

ku katakan dalam bait terbatas
"masihkah tersimpan olehmu"
ku tatap lekat dalam sinar yang meredup
temaramnya memudar diantara tembang kesnyian

kutanyakan kembali tentang baris terakhir harapanmu
masihkan tersimpan dalam kertas kusam berwarna seperti kelabu
coretan tentang irama hati yang dahulu pernah ku sampaikan
dan, kali ini ku pertanyakan, ingatkah ?

separuh senja terbenam, dawai hatiku berdesir
lirih terdengar angin yang berbisik, "masihkah kau ingat" , sergahnya.
ah,,,halusinasiku, oh bukan, ini seperti de javu tadi siang
ataukah mimpiku yang tak jua lekas berakhir

ya, kali ini , aku menyerah
tapi bukan pasrah
tapi bukan merasa lelah
hanya sedikit berdamai dengan gejolak amarah
berdamai dengan masalah
_________________
Mampang praptan raya , menjelang Ashar , Kamis 14 oktober 2010, 14:47

by : [suly bungsu kasmaja]

Poem #42



*bahwa,itu adalah dirimu* 


bagai perahu, laju cerita hidupku telah di pertengahan samudera
atau seperti malam yang setia menunggu rembulan
bahkan siang yang tak pernah lelah menunggu petang menjelang
seperti itulah perumpamaannya 


saat mencoba terjaga dari rangkaian drama roman picisan
menyusun lembaran kertas puisi-puisi sendu
kertas warna biru yang pudar warnanya
berdebu dan mungkin menjadi kusam , tak semenarik dulu


ah, , tidaksungguh ,
kali ini aku berani berdalih
bahwa, apa yang kau lihat tidaklah semua semu
bahwa, apa yang telah kau dengar itu tak semua palsu
bahwa, apa yang kau tanyakan tentang senja , itu adalah dirimu
--------------------
Poem by : Suly Bungsu Kasmaja 


Sembari nyari info ttg Taman Wisata Matahari-Bogor
Ruang sepiku yg lg berantakan mirip kapal pecah *lebay 


On September 23th,2010. 11:56

Poem #41



*Kebersamaan pemilik cinta*

Hening,,kesunyian yang menyapa kali ini
Meluruh hatiku di antara suara jangkrik kota yang tak lagi nyaring
mencoba terduduk tuma'ninah di hadapan pemilik cinta
duhai cinta,,,,kekalkan rasa yang ku patri di kedalamannya

Hiruk pikuk kotaku yang menghening sudah
sebagian mata terpejam di kejauhan mimpi-mimpi lelah tidurnya
sebagian yang lain terurai air bening menetes di selah kelopaknya
dan sebagian yang lain,,,,terdiam,duduk rapat menunggu fajar merekah

gemintang menghilang di pelupuk mata
bulan malu mengintip disebalik awan tipis
senyumku mengembang, melihat mentari menari-nari
nyanyian burung pagi menghampiri
mengiramakan melodi lagu syahdu tentang hati

beranjakku dari balik tabir dunia
melangkah pergi menyusuri pagi dengan kesegarannya
menghirup udara dengan kelembutannya
dan ketika kumandang adzan subuh terdengar, kuharap aku berada disana
bersama pemilik cinta yang tak pernah ingkar janjinya,,,
---------------------------
Menunggu subuh,di rumah mewah milik Kaysa Faradis Mahira
Bumi Karang Indah, Lebak Bulus 26 Agustus 2010, 04:40

Poem by : [ Suly Bungsu Kasmaja ]

Rabu, 24 November 2010

Poem #40



*Cinta senja ini*

Senja ini diantara riuh ramai kotaku
Jengkal langkahku perlahan meninggalkan sisa peluh siang tadi
saat gelap menghampiri separo hidupku
aku masih setia dengan qodo dan qadarNya
meski lirih kata lelahku lontar segera

sepoi angin pergantian hari kala mentari berubah memerah
kuning emas terkadang jingga di ufuk barat merona
sendu sedan hatiku, mungkin juga tak berlebihan
jika ku sanding nuansa cinta karenaNya

ya,,aku jatuh cinta, jatuh pada pandangan senja kali ini
cinta pada semua ciptaanNya
bahkan semua,,ataukah ini serakah namanya
entahlah,,,hatiku berkata aku jatuh cinta pada senja kali ini
mungkin karena lama tak kumanja nurani
saatnya adzan bertabuh bedug,,,aku kembali pada malamNya
pada senyap kala pertengahan malam nanti
aku bertemu kembali,,,dengan cinta sejatiku,,
DIA,,,Rabbul izzaty,,,

--------
poem by : Suly Bungsu Kasmaja
senja di dekat rumahku ,,,kebagusan 19 Agustus 2010. 17.26
menjelang buka puasa 9 Ramadhan 1431 H

Poem #39



*Entah*
---------

aku,,ya,,lagi lagi aku,,
sulit ku analogikan perasaan yang mendawai
menjelujur merangkai ungkapan tanpa penghujungnya
aku tertunduk, malu, mungkin juga takut

entahlah, satu kata ini menjadi ampuh menghiburku
saat cemas mulai menggerogoti kepercayaan diri
aku limbung ditengah musim yang tak lagi stabil
aku terduduk, diam, mungkin juga telah gagu

ya,,inilah masa penghujung itu
saat dimana semestinya aku terpekur meniti di jalanNya
tapi apa?!, kau lihat apa tentang diriku
masih tanpa ekspresi sekalipun terik menyengat di ubun-ubun kepalaku

lalu,,masihkan ada ruang dalam keabadian yang terjanjikan
saat kaki kembali melangkah,merangkai tapak yang tertutup debu jalanan
bahkan saat mencoba kembali beranjak meninggalkan luka
aku masih melihat bayangan tanpa wajah yang berdiri mematung
terdiam dan hanya memandangiku,dingin dan angkuh

hariku telah lewat
telah habis
dan aku masih diam seolah tertegun
entah apa yang membuatku terhenti
apa?! entah,,
------------
Ruangsepiku,kebagusan tuesday July 27th 2010. 10:55

poem by : *Suly Bungsu Kasmaja*

Poem #38



*Jika maaf itu penting*

Jika hatiku terluka,aku akan memafkan diriku sendiri
Jika orang lain terlukai karenaku, akankah ku maafkan?
Entahlah...

Seberapa pentingkah kata maaf itu
sungguh, ajarkan aku untuk memafkan
jika maaf itu penting

lihatlah,betapa kerasnya hatiku
masihkan kau anggap aku ini sebatang pohon rimbun,
yang layak untuk sekedar berteduh?

jika maaf itu penting
mengapa masih ada kata-kata setajam belati
mengapa masih ada aturan untuk bertutur santun

apakah maafku itu penting?
aku benci kemunafikan, tapi apakah aku sedang berlaku munafik?
Entahlah, 
jika maaf itu penting, maka biarlah ku robohkan keangkuhanku
tak pantas rasanya menjadikan diri seperti malaikat
padahal lumpur dosa membumbung setinggi angkasa

jika maafku itu penting
maafkanlah aku yang tak pandai meminta maaf
jika maafku itu penting
maafkanlah aku yang tak pandai mengerti orang lain
jika maafku itu penting
maka biarkan aku kumpulkan semua luka untukku sendiri
jika maafku itu penting
maka biarkan aku memintamu memaafkanku
--------------

by : Suly Bungsu Kasmaja

Mampang, 12 Juli 2010, 13.44
Added July 4 ·  · 

Sabtu, 10 Juli 2010

Poem #37




--so silence--

-ujung kuas cat air menari di pelataran kanfas hidupku
-satu titik menggores berwarna hitam
-lalu goresan berikutnya warna warni pelangi
-kanfasku diam, menyerah dan pasrah
-sunyi di antara ruang berdebu kala senja menerpa permukaannya
-kuas cat air yang kaku dan hanya bisa menggores tanpa dapat menghapus
-bekas yang tertinggal, bisa jadi hanya titik tapi juga keindahan
-entahlah
---------------
by : Suly Bungsu Kasmaja, July 10th 2010. 11:09

Kamis, 08 Juli 2010

Poem #36


* Silence the crowd *

Do not ask how far you can run fast
Or when the morning, when people smile a lot because it can see the sun
While I found myself still in isolation
On an increasingly isolated stifling my breath

I had fallen into a long dream last night
Contemplating every speech I said that can not be waived
Like today, when I wanted to run away from the hustle town
Like the parable of the little sparrow trying to fly during the first day of birth

Can you feel the long isolation
Silence of the trapping step
And when the day changed in the morning, I'm still sitting here
among leafy trees just furl
-----------
I own loneliness in a crowd
Mampang, 6 July 2010. 08:49

*Suly Bungsu Kasmaja*
------------------------------------------------------------------------------------

.
.
.
*Sepi di keramaian* (#2)

Jangan bertanya seberapa jauh kamu dapat berlari kencang
Atau ketika pagi , saat orang-orang banyak tersenyum karena dapat melihat mentari
Sementara aku mendapati diriku sendiri masih dalam keterasingan
Terisolasi hari yang kian menyesakkan nafasku

Aku terjatuh dalam mimpi panjang tadi malam
Merenungi setiap tutur kata yang tak dapat aku hapuskan
Seperti saat ini, saat aku ingin berlari menjauh dari keramaian kota
Seperti perumpamaan burung pipit kecil yang mencoba terbang saat hari pertama lahir

Bisakah kau merasakan keterasingan yang panjang
Kebisuan yang memasung langkahku
Dan ketika hari berganti pagi, aku masih terduduk disini
diantara rimbun pepohonan yang baru saja menguncup
-----------
Aku yang sendiri sepi di keramaian
Mampang, 6 juli 2010. 08.49

*Suly Bungsu Kasmaja

Be My Friend

Happy People