Sabtu, 10 Juli 2010

Poem #37




--so silence--

-ujung kuas cat air menari di pelataran kanfas hidupku
-satu titik menggores berwarna hitam
-lalu goresan berikutnya warna warni pelangi
-kanfasku diam, menyerah dan pasrah
-sunyi di antara ruang berdebu kala senja menerpa permukaannya
-kuas cat air yang kaku dan hanya bisa menggores tanpa dapat menghapus
-bekas yang tertinggal, bisa jadi hanya titik tapi juga keindahan
-entahlah
---------------
by : Suly Bungsu Kasmaja, July 10th 2010. 11:09

Kamis, 08 Juli 2010

Poem #36


* Silence the crowd *

Do not ask how far you can run fast
Or when the morning, when people smile a lot because it can see the sun
While I found myself still in isolation
On an increasingly isolated stifling my breath

I had fallen into a long dream last night
Contemplating every speech I said that can not be waived
Like today, when I wanted to run away from the hustle town
Like the parable of the little sparrow trying to fly during the first day of birth

Can you feel the long isolation
Silence of the trapping step
And when the day changed in the morning, I'm still sitting here
among leafy trees just furl
-----------
I own loneliness in a crowd
Mampang, 6 July 2010. 08:49

*Suly Bungsu Kasmaja*
------------------------------------------------------------------------------------

.
.
.
*Sepi di keramaian* (#2)

Jangan bertanya seberapa jauh kamu dapat berlari kencang
Atau ketika pagi , saat orang-orang banyak tersenyum karena dapat melihat mentari
Sementara aku mendapati diriku sendiri masih dalam keterasingan
Terisolasi hari yang kian menyesakkan nafasku

Aku terjatuh dalam mimpi panjang tadi malam
Merenungi setiap tutur kata yang tak dapat aku hapuskan
Seperti saat ini, saat aku ingin berlari menjauh dari keramaian kota
Seperti perumpamaan burung pipit kecil yang mencoba terbang saat hari pertama lahir

Bisakah kau merasakan keterasingan yang panjang
Kebisuan yang memasung langkahku
Dan ketika hari berganti pagi, aku masih terduduk disini
diantara rimbun pepohonan yang baru saja menguncup
-----------
Aku yang sendiri sepi di keramaian
Mampang, 6 juli 2010. 08.49

*Suly Bungsu Kasmaja

Poem #35



*Kembali semula*

kadang hanya bisa melihat dari jauh
atau diam-diam mengintip dari balik ekor mataku
semua masih terlihat jelas
tetapi sekarang jauh lebih jelas
bahkan hingga tak terhijab lagi batasan itu
semuanya kembali semula,
saat pertalian kala jingga berganti kelabu

tepian hariku telah luluh
terbasuh peluh yang mengalir satu demi satu
menoreh garis titik hitam yang tercipta tak sengaja
saat kelam berubah putih
saat harap yang di patri melebur sudah

kini kembali dalam pijak-pijak tanpa sandaran
dalam nadir yang tak menyatu
dalam doa yang tak berbatas
dalam diamku, dalam setiap hela nafas yang entah sampai kapan
aku sendiri, terduduk mengulang masa
saat cerita baru hendak terangkai
dan semua menghilang beriring pekat fajar tadi

air mata mengalir seperti gemercik aliran sungai
deras, membajiri tiap lantun ucapan dzikir
isak tak lagi menjadi syahdu, pecah dan membelenggu
namun, ada cerah di sebalik pajang sujudan itu
aku tau,,,itulah batasku

sekarang, saat mata mengatup lelah
saat bibir tak kuasa bicara
saat aku ingin mengatakan "pasrah"
dan semua terjawab sudah
bahwa kematian adalah batasan SABAR itu..
--------------------------
Ruang kantorku Mampang Prapatan Raya
Selasa, 29 Juni 2010. 13:35

*Suly Bungsu Kasmaja*

Poem #34



*Bissmillah*
------------------

*Bait Harapan dalam Genggaman*
======================

Ada balut kerinduan yang masih terselubung harap
dalam persimpangan di pertengahan usia
masih merangkai jutaan mimpi dan ingin
menunggu hadir bahagia di sisi Redho-Nya

Ada kata yang masih tersimpan
dalam rangkaian bait-baik permohonan
entah sedih,entah nestapa
yang kumau berakhir senyuman

Pengharapan ini bukan sekedar khayalan
namun, prasasti doa yang kulebur dalam tiap malam pergantian
dalam tiap susunan kata entah tidur entah tersadar
yang kumau masih di tunggu, masih di rangkaian lauhul manfudz

Sekiranya batas sabar adalah kematian
maka matikan aku dalam keadaan islam bersama-Mu
dalam keredhoan-Mu, jua kasih sayang-Mu
karena janji-Mu tiada pernah teringkar

dalam segenggap permohonan
dalam penantian di ujung bibir doa
ku paut hati ini untuk bertemu hati yang Mencintai-Mu
yang mengagungkan-MU

ku simpan hati hanya untuknya yang dekat dengan-Mu
yang tiap lantunan kata-katanya penuh agung pada-Mu

Duhai pemilik hatiku
sampaikan ini untuknya, untuk yang mencitai-Mu
----------------------
Ruang kantorku, Mampang Prapatan Raya No.100
Rabu ceria, 23 Juni 2010 11:39

*Suly Bungsu Kasmaja*

Poem #33


*Kupulestin*

kuterbangkan sebaris doa
pengharapan akan kebebasannya
akan hari indah penuh gelak tawa

kuterbangkan hati penuh cinta
untuk mereka anak-anak penghafal al-qur'an
mereka yang mempertahankan tanah lahirnya

kuterbangkan sebait kata
aku perduli
aku empaty
aku simpaty
-------
by: Suly Bintu Kasmaja

Ruang rehatku, Saturday June 5th 2010, 10:13

Poem #32


......Sepi di Keramaian......... (#1)

Riuh ramai orang terbahak di ujung senja katulistiwa itu
Aku terhanyut tersenyum bersamanya,meski ada getir di hati
Entah asa entah nestapa, tapi ramai ini sepi bagiku
tapi aku tak mendengar apa yang kalian serukan

Gelak tawa sang pesohor dalam warna cahaya pagi tadi
bahkan aku merasa itu semata kesenyapan yang mengiris
atau lebih dari itu, aku sendiri seperti terasing
terkebiri sendau yang palsu
tapi aku tak mendengar apa yang kalian serukan

Daun yang bergoyang, rumput yang bersorak
aku merasa mereka mentertawaiku
mencibir dan meninggalkanku
dalam keheningan subuh ini
tapi aku tak mendengar apa yang kalian serukan

Dentum alunan piano yang terdengar sayup
seperti irama tanpa nada
seperti lagu tanpa syair
senyap dan sepi ditelah hening dalam keramain
tapi aku tak mendengar apa yang kalian serukan

Aku tak ingin mati disini sia-sia
aku tak ingin dalam kepekatan gemuruh orang-orang penuh kamufle
yang hanya perduli dengan dirinya
yang hanya perduli dengan kebahagiaannya
tapi aku tak mendengar apa yang kalian serukan

aku terdiam, seperti gagu
aku terdiam, seperti bisu
aku terdiam, seperti tuli
aku terdiam, seperti ketika kali pertama perjumpaan

--------------------------
*Suly Bintu Kasmaja*
--------------------------
Mei 4th 2010, 13:44

Poem #31


*Kembali semula*

kadang hanya bisa melihat dari jauh
atau diam-diam mengintip dari balik ekor mataku
semua masih terlihat jelas
tetapi sekarang jauh lebih jelas
bahkan hingga tak terhijab lagi batasan itu
semuanya kembali semula,
saat pertalian kala jingga berganti kelabu

tepian hariku telah luluh
terbasuh peluh yang mengalir satu demi satu
menoreh garis titik hitam yang tercipta tak sengaja
saat kelam berubah putih
saat harap yang di patri melebur sudah

kini kembali dalam pijak-pijak tanpa sandaran
dalam nadir yang tak menyatu
dalam doa yang tak berbatas
dalam diamku, dalam setiap hela nafas yang entah sampai kapan
aku sendiri, terduduk mengulang masa
saat cerita baru hendak terangkai
dan semua menghilang beriring pekat fajar tadi

air mata mengalir seperti gemercik aliran sungai
deras, membajiri tiap lantun ucapan dzikir
isak tak lagi menjadi syahdu, pecah dan membelenggu
namun, ada cerah di sebalik pajang sujudan itu
aku tau,,,itulah batasku

sekarang, saat mata mengatup lelah
saat bibir tak kuasa bicara
saat aku ingin mengatakan "pasrah"
dan semua terjawab sudah
bahwa kematian adalah batasan SABAR itu..
--------------------------
Ruang kantorku Mampang Prapatan Raya
Selasa, 29 Juni 2010. 13:35

*Suly Bungsu Kasmaja*

Poem #30


*Karena Cinta adalah Cinta*
-----------------------------------

Ketika bibir lancar bertutur akan cinta
namun lidah kelu mengungkap rasa
rangkaian tulisan begitu runut tersusun
mengungkap akan butir-butir cinta

air embun membola bening seperti saat cinta terucap
ruh menjadi lebur hilang akal karena cinta
padahal saat ku sentuh cinta, aku menjadi gagu menuturkannya
bahkan mulutku serasa terkunci rapat dan aku malu

cinta...
definisinya membuatku merasa bagai orang yang dungu
mengartikannya , menafsirkannya, cinta begitu membelenggu
apalagi ketika cinta menemukan jalan buntu
atau ketika tak menemukan jalannya
suntuk dan tak berwarna

tulisan kata tentang cinta tak berarti lugu
karna cinta lebih dari sekedar ungkapan dalam bait sastra
ia indah laksana mutiara, laksana pelangi
mata berkedip berbinar ketika cinta terucap
jantung berdegup saat cinta mengisinya

saat sendiri, atau dikeramaian
cintalah yang menjadikanya meriah
ia santun menyentuh tiap ruh
ia pun garang menyentuh jiwa yang membara
jangan salahkan cinta jika salah berjalan
karana cinta bukan kesalahan bukan juga dosa

tapi cinta...
jagalah cinta
dekaplah cinta
karena cinta adalah cinta
---------------
Ruang sepiku 3x4 Kebagusan
Thu July 1st 2010, 21:51

By : *Suly Bunsu Kasmaja

Poem #29


*Harap*

Menjaga hati atau menjaga simpati
mana yang akan kau pilihkan, mana yang akan kau bagikan
disepenggal cerita antara hari ini atau kemarin
diantara senja yang masih menjingga

Dari bukit prasasti pengharapan
disebalik mendung yang menggumpal awan
dan diantara germecik air penghujan kala subuh
terbiar doa dalam senandung yang tak lagi terdengar gemuruh

terduduk dalam hamparan sajadah kala pertengahan malam
melantun munajat, meminta syafaat, bahkan pengampunan
adakah selintas harap menjadi nyata
ataukah semua berlalu dengan berakhirnya fajar nanti

saat ini, saat hati menghiba
ku paut hati, ku sambut jemari
dalam satu kata penghambaan
dalam lirih ku sebut dzat yang Maha Mengerti-ku

Ku sapu air mata yang tak lagi mengalir
ku lirihkan tangisan yang tak lagi berirama
bahkan ketika terucap kata, ku coba menggantinya dengan senyuman
entah semu, atau sekedarnya
aku terdiam, dalam senyap yang mengebiriku
----------
Ruang kantor, habis interview Capeg
Senin, 28 Juni 2010. 14:35

*Suly Bungsu Kasmaja*

Poem #28


*Kumori no hi*
-----------------
Suly Bungsu Kasmaja

Kumori kyō.
Kanzō wa ai no monogatari de kōsei sa re.
Hātobīto wa, watashi wa sore o kanjite i masu.
Toki no kyori kara mi ta zu.

Jikan no seiyaku no tame, mada kakurete iru.
Watashi wa kuro yoru no ma ni ta~tsu ta.
Sozai kāten no ushiro kara.
Anata ga asa no hikari o mite mitai shite kudasai.

Watashi wa nagai yume kara, ima waratte me ga same ta.
Watashi wa chikara o anata ga ninshiki shi nai baai no yō ni.
Anata no kokoro wa watashi ni wa ari mase n.
Ima wa dare ka o matte iru.
Soretomo, 2 tsu me wa ōku no jikan o shite i masu.
Watashi wa ichi-nin da~tsu ta kumori yoru no ma.
--------------------
Nihongo de jibun no shi
2010-Nen 6 tsuki 23-nichi (suiyōbi). 10:08

Poem #27


*Untuk bintang dihatiku*
-------------------------------
Poem : Suly Bintu Kasmaja


Ketika peranku sebagai wanita
aku mampu bahkan menaklukan semeru
atau mendaki puncak fuji
dan lebih dari itu, aku mampu taklukan samudera pasifik

Ketika peranku sebagai seorang istri
aku mampu taklukkan hati sekeras baja sang suami
bahkan aku mampu membuatnya bertekuk lutut
dan lebih dari itu, aku mampu membuatnya tak ingin kehilangaku

Ketika peranku sebagai seorang Ibu bagi anak-anakku
seharusnya aku mampu menjadikan anak-anakku bintang di kehidupanku
seharusnya aku mampu mencerahkan hari-harinya
bahkan ketika gelap malam, aku mampu menjadi rembulan baginya

Ketika aku harus berperan dalam banyak tokoh
sekuat itu, aku seharusnya mampu mejalaninnya
sekalipun, tak satu orangpun dapat memahami
tetapi peranku penting bagi mereka,
jika aku lemah dan tak berdaya, maka mereka telah aku dzolimi

Ketika, beban ini terasa indah
ketika banyak amanah,
ketika menajdi wanita biasa
ketika menjadi istri dari laki-laki sholeh
ketika menjadi ibu dari jundullah
aku menjadi tegar karenanya
aku menjadi kuat karena mereka
sungguh, jika ingin mengeluhpun, rasanya hati ini telah luluh
hati ini telah melebur bersama kebahagiaan keluarga kecil ku
karena aku, wanita, istri, juga ibu yang selamanya akan memberikan cinta
sekalipun, kalian tak pernah bisa menyadarinya,,,,,

-----------------
Ba'da Ishoma, Ruang kantorku,
Mampang Raya , Selasa 8 Juni 2010, 13:24
----------------
Dedicated for all of mother, coz u'r verry special women, special person, we love u mom

Poem #26


Bissmillah,,,Bissmillah,,,Bissmillah,,,

Poem by : Suly Bintu Kasmaja®
-------*****---------

Duhai kekasih,,duhai yang merengkuh hati ini
Sudah saatnya ku titip segala mauku
segala inginku, segala harapanku


Bissmillah,,lafadz ini menjadi kekuatanku melangkah
menentukan arah jalan yang seharusnya ku pilih
sekalipun tapak kaki masih begitu lemah
entah , mungkin karena sisa peluh kemarin


Bissmillah,,,Duhai hatiku yang lama ku simpan di kejauhan sadarku
hanya untuk hariku, hanya untuk waktuku, hanya untuk tawaku
kali ini, ku biar engkau menemukan jalannya
ku biar kau tersenyum dengan pilihanmu, pilihan-Nya


Bissmillah,,jika ini baik untukku dan agamaku
aku rela, sekalipun samudera berubah menjadi api
sekalipun gunung es mencair membanjiri hatiku yang lama membeku
bahkan hampir ku rasakan ia diam tanpa detakan


Bissmillah,,,rasanya kaki ini sudah akan kembali kuat
sekalipun terjal di hadapanku telah menanti
dan aku telah memilih jalan terjal dan menghujam
aku takan mundur lagi sekalipun duri menghapiri


Bissmillah,,,duhai pelita, duhai yang membuatku tenang
Kau-lah Rabb,,engkau yang menjadikanku mampu menuliskan ini
Engkau yang menjadikanku tegar memilih jalan ini
duhai,,,Allah,,,perkenankanlah,,jika ini mau-Mu..

--------*****-------
Menjelang makan siang, ruang kerjaku, menunggu CaPeg tes tertulis syariah
Senin, 24 Mei 2010 11:15

Poem #25


Ambil hatiku

Poem by: Suly Bintu Kasmaja®
----------***----------

Ambil-lah sekehendak hati
jika perlu diam-diamlah mencuri
jika saja kau tau, hariku habis denganmu
saat itu, saat masih mampu bersenandung


Ambil-lah semau hasratmu
jika tidak, akan aku habiskan sendiri di penghujung malam nanti
jika itu adalah menit dimana kita bisa bersama
bisa tertawa ber-irama sendu sedan


Ambil-lah hatikupun jika harus kau kosongkan isinya
aku mau, atau bahkan merelakan
jika itu adalah kebahagiaanku
bukan, tapi kebahagiaan kita


Ambil-lah senyumku
dan aku akan terbahak melihat tingkahmu
atau mungkin menangis
karena kita adalah dua pasang mayang yang menari riang


Ambil dan nikmatilah hariku
aku takut, kau akan kehilangannya
bukan, tapi aku yang merasa hampa
di negeri ini aku sendiri, tapi tidak di negeri hatimu,,,,


----------------*******----------------
Pagi, ruang kantorku yg lagi di bersihkan OB
Kamis, 20 Mei 2010, 08:13

Poem #24




*Puisi Prothol*

aku pikir daun kelor
ternyata selongsong pelor
ada tanya, mengapa ayam bertelor
dan pak petani memakai celana kolor
mana yang lebih baik, molor ataukah kompor
rasanya jadi seperti mahasiswa bachelor
ah bukan, tapi seperti konselor
ini bicara tentang lawak atau horor
kenapa masih ada yang nyengir kayak pilem amor
mungkin lucu, ah masa iya sih ada yang ketawa lihat obor
barangkali orang sudah mulai pikun sehingga tidak bisa bedakan antara humor dengan opor
kalau begitu, apa bedanya antara pegawai otsor dengan honor
kalian pasti masih bingung, mana kidul mana lor
karena di depan mata kalian yang nampak hanya pegunungan mangalor
seperti perawan yang berdandan menor
lenggak lenggok bak bidadari turun dari motor
dunia sudah renta, tak ada lagi manusia yang dapat andap asor
karena tukang bangunan hanya mengenal istilah ngecor
sedangkan di belahan bumi sana masih banyak genteng rumah yang bocor
mana ada yang perduli karena hati mereka telah lama kotor
sama bejatnya ketika harus mengatakan “sayang, aku slebor”
atau orang-orang tergila-gila dengan goyangan si inul ngebor
entahlah, keyakinan mereka mungkin telah kendor
kayak lagu pedangdut pesohormengalunkan lagu bang mandor
hahaha,,,,ini benar-benar lelucon yang sama sekali tidak punya pamor
bahkan tidak sama sekali punya peringkat nomor
tidak saat ini ataupun dalam tangga lagu akor
atau biarkan aku berlari mengitari taman bahkan gor
sekalipun harus nombok bahkan tekor
seperti burung yang hilang sayap dan ekor
pontang panting bak' serangan teror

--------***------
Bada' dzuhur, ruang kerjaku
Kamis, 27 Mei 2010 13:17


Poem by : Suly Bintu Kasmaja

Poem #23


*Kali Ini*

kali ini saja
cobalah sedikit lebih santai
aku hanya perumpamaan waktu yang terbatas
kala senja yang menghujung di sepertigaannya

kali ini saja
cobalah bersabar meski kaki sudah ingin berlari kencang
bahkan amat kencang melebihi bayu kala siang menjelang petang
atau biarlah kau lihat aku yang menari riang kala hujan dipenghujung jalan

kekasih, terkasih , ataukah mengasihani diri
rasanya tidak lagi, jika batasku bukan lagi angin lalu
tapi rasa yang hadir boleh jadi pertanda pengakhiran
entahlah, kau takan bisa mengartikan ini
saat dada membuncah ruah, mungkin hampir meledak

kali ini saja
cobalah mengerti
mungkin hari takan lagi egois padaku
ia kali ini ingin bersamaku
sekalipun aku berlari kencang meninggalkannya
bahkan kadang terlupakan

---------
Wirreless tetangga yg nyasar ke Lepi hehe,,mayann,.....bisa gratisan :-D (mental gretongan_huhhh payah)

Poem by : Suly Bintu Kasmaja
Selasa, 26 Mei 2010, 08:13

Poem #22


** Cinta Apa?**

Poem by : Suly Bintu Kasmaja®


----------*****----------


Di separuh nyawa,
dipenghujung jiwa
di kaki langit cerah, awan tanpa tali pengikatnya
mendung tak bergulung, terpencar sewarna senja
angin lembut menyentuhku, santun senada cinta

halus, manis, ada permukaan
seperti sutra
ada senyum terkembang
bukan titik bening tak bermuara
tapi ini senyawa hati
yang menggumpal penuh dalam satu cawan
cinta

tarian aroma asmara merah jambu
atau kuntum bunga yang merekah
kala pengakhiran pagi
dan bunga pinus yang harum anyir kasturi

segar, hidup kembali dalam ingatan abadi
harum, semerbak pesona alam
seindah kala hari berganti
atau bahkan pasir yang membentuk hati
bahkan karang bertasbih serupa bejana takbir

kali ini, mungkin kesekian kalinya sajak syair,
ataukah puisi tak berbunyi syahdu
menjadi penyaksian kesekian kali aku jatuh cinta
ataukah jatuh cinta? Ataukah cinta yang terjatuh

cinta pada sekerlip mata
jatuh dalam kehangatan hati yang lapang
pada nya, pada siapa?
Aku jatuh cinta, entah pada siapa
tapi aku bahagia mengingatinya,,,


---------------************-------------------


Ruang Kantorku, antara ngantuk dan sadar :-(


Rabu, 19 Mei 2010, 14:36

Poem #21

*Daun Pucuk Sembilu*

jatuh, terinjak dalam batas kematianku
menangis, terisak dalam kesadaran terpasung
dikebiri hari detik demi detik
berlalu menjauh dan dilupakan

sakit, ah,,tidak lagi
tersayat, rasanya sudah lebih dari itu
berdiri tegak, beranjak
dan aku hilang dalam dekap daun pucuk sembilu

luka, menganga
berdarah, terbalut daun pucuk sembilu
perih, tidak lagi
hanya sisa-sisa
dan akan terlupakan

jangan tanya hatiku
mungkin saja dia telah rabun
ah,,,itu terlalu kejam buatku
aku hanya tak ingin meninggalkan bekas luka
jika hari esok ku jelang cerah mentari yang berawan indah

di daun pucuk sembilu sore kemarin
ku titipkan titik butir bening di permukaan lembutnya
biar terbiar dan menjadi ingatan setiap kenangan
atau biarkan dia terjatuh dan terinjak kekejaman hari yang masih sendiri

--------------------------
*di warnet tetangga sebelah
Selasa, 18 Mei 2010. 09:09

*Suly Bintu Kasmaja*


Poem #20


* Rengkuhan Fajar *

Fajar dalam keheningan yang bertambah-tambah
angin yang tersipu malu dalam kelembutannya
mengusap arif di sekujur kulit ari wajahku
dingin menyerebak, tapi tak sedingin kala pertengahan tadi malam

ada kabut tipis di balik pepohonan
ada butir putih bening di ujung pucuk daun kenanga
ada hati yang tersungkur di hamparan sajadah lusuh
ada keinsyafan, yang entah mengapa masih jua tak bermuara

bila saja, senja nanti tak ku temui
maka, bagiku pencahayaan fajar ini amatalah berarti
meski hanya sedetik kebersamaan-Nya
atau bahkan hilang dan akan terlupakan gempita dunia siang nanti

Ya,,Rabb
ternyata, Kau masih sudi membiarkan aku berbincang dengan-Mu
Kau bahkan biarkan aku mengeluh, merengek, bahkan memaksa-Mu memberiku sesuatu,,,

Duhai,,,pelita hati
dalam tiap doa, yang entah sudah berapa ribu lafadznya
bahkan sudah hampir kembali usang
tanpa makna dan terbiar berserak
hingga suara serak yang tak lagi terdengar
aku limbung,,,aku dalam dekap-Mu, meski aku sendiri yang meronta melepaskannya
Kau tetap merengkuh, sekalipun aku coba berlari meninggalkan-Mu
Kau tetap memeluk ku , hingga ku rasa damai dalam tiap belai ke Agungan-Mu
-----------------------------------------
My little room
Ba'da Subuh, Monday. May 17th 2010, 05:22

*Suly Bintu Kasmaja*

Pesanan #1


*Angin Fantasi*

disebalik masa yang lama ku tinggalkan
diantara kisah yang ingin aku lupakan
atau antara rasa simpati , jika itu di anggap berlebihan
maka aku minta maaf, tapi bukan karena kesalahanku
tapi karena kau ada dalam kehidupanku, karenamu langkahku sempat terhenti
entah untuk berapa kali, bahkan lebih dari itu
dan kau tau itu

bahkan sempat terucap, kata manis berbalur racun
"waktuku telah habis untuk mu"
hah! muak sekali ku dengar rangkaian mutiara penuh duri
aku tak serendah itu menerima kata bak pujangga yang ternyata sampah
aku hanya, kasihan
kasihan terhadap hidupmu

kau seperti benalu
seperti debu yang tersapu hujan
kau hilang, kau tiada dan tak berarti apa-apa
kau hanya hidup dengan fantasimu, kau hanya mimpi yang tak menjadi nyata

bagiku, permulaan hari kala senja
hanya sebagian rasa yang ku prasastikan sebagai tanda ingatan
bukan untuk mu bahkan bukan takdirmu
tembang cinta kala itu tak seindah pengakhirannya
kau semaikan benih bunga
tapi kau tancapkan pisau beracun
kau sungguh memprihatinkan
kau tau itu,,

kembali lah
buka topeng kemunafikan
bukalah hatimu untuk kebahagiaanmu
bukalah jiwa yang kau keberi sendiri
aku bukan fantasimu, bukan pula taman indah tempatmu berteduh
aku adalah pohon oak, yang tak selayaknya tumbang karena angin masa penghujan
,,,
-----------
dedicated for mba 
Dian Damayanti
maaf mba, puisi ini entah maksudnya apa, dan kupikir bahanya acak adut gitu yak
maaf,,,soalnya nyambi ngapain aja nih,,,,hiks,,

*Ruang tamu
Thursday, May 13rd 2010, 10:40

*Suly Bintu Kasmaja

Poem #19


Menikmaati Kehilangan
By: Suly Bintu Kasmaja

Masih dalam senyap pekat malam
diantara tiupan bayu yang sudi menyapu permukaan kulit ariku
ada binar,entah apa di relung hatiku
mungkinkah sajak cinta mulai mengelabuiku

Rasanya terlalu tamak,jika ku korbankan hatiku kembali
dalam diam yang tak lagi menjadi panorama hidupku
atau bahkan untuk kesekian kalinya ku mohon simpati
entah pada langit, bumi atau hujan pekat pagi nanti

Biarlah sudah, semua telah ku akhirkan
di sebuah kisah yang mungkin akan kulupakan
pun, jika rasa ini masih menjadi pemiliknya
aku ingin kembali dalam cerah senyum merekah

Mungkin untuk ribuan masa yang akan kulewati
merangkai cerita menjadi mimpi atau sebaliknya
menjadikan hari bertaut rasa keniscayaan
atau biarkan semua berlalu dan seperti dahulu

Jika saja kali ini adalah permulaan
maka ku tak akan ciptakan pengakhiran yang menyakitkan
meraskan kehilangan tanpa penyesalan
dan aku semakin tak ingin melupakan, sekalipun amat menyakitkan
bukan, tapi aku hanya menikmati rasa bahagia dan sedih bersama malam yang tak berakhir

maka,,,biarlah aku sendiri menikmatinya

-----------------------------------

Telah di Postkan DISINI

Kamar sepiku, kebagusan Selasa, 11 Mei 2010 12:54
*terbangun kala manusia yang lain tengah terlelap, sepi T__T

Poem #18


*karena cinta aku begini*

Denting jarum jam seolah mengingatkanku akan satu hal
Saat dimana aku harus kembali
kembali dari dunia mimpi-mimpi
atau dari keterasingan yang kuciptakan sendiri

Jika ingin kupaksakan, rasanya benci ini sungguh telah sampai pada puncaknya
tapi, apakah sanggup seorang manusia membenci Cintanya sendiri
apakah ada rasa sayang yang dipaksakan menjadi sebuah bara api kebencian
tidak seperti sepasang pengantin yg saling mencintai bukan?

Atau, ketika pilar-pilar janji yang kucoba hancurkan
bahkan mencoba menguburnya hingga bayangannyapun tak lagi dapat ku lihat
karena hati ini telah menjadi picik dan kerdil sekali
memandang langit sudah seperti runtuh
dan dunia menjadi tidak menarik lagi

Kalaupun boleh berharap
aku hanya ingin satu kali lagi muncul mentari di saat mendung
aku hanya ingin muncul satu kali bulan di saat hujan
atau aku hanya ingin melihat bintang saat pagi berganti siang

pun jika kelak ada kebahagiaan
aku hanya menginginkan satu kali perjumpaan
dan satu kali perpisahan
itu sudah cukup bagiku

*aku yang dhoif lagi faqir

*Suly Bungsu Kasmaja*
--------------------------
Ruang sepiku 3x4, kebagusan April 28 th 2010, 11:36

Poem #17


*Pergi untuk Menunggu*

Masih dalam mimpi yang panjang
Yang banyak orang bilang seperti khayalan
tapi bagaiku bukan sekedar mimpi
tapi ada cinta dalam sebuah rasa menunggu

Dalam derap langkahku yang semakin tak beraturan
ada sedikit senyum tersungging, yang bahkan hampir ku lupa
Ketika pergi untuk kesekian kalinya, atau bahkan untuk yang berikutnya
aku masih menunggu, dalam batas waktu yang tak ku ukur

Sekarang,ataupun nanti, tak lebih dari sebuah rankaian cerita
akulah tokoh utama itu
jika kelak aku tertawa, itu artinya kemenanganku
atau jika kau menyaksikan aku menangis, maka bersimpatilah

Sementara,maka biarkan semua berjalan seperti adanya
tak perlu memaksakan jalur waktu yang sudah teratur
Dan atau kita sama-sama melangkah dalam titik yang sudah tertulis
dalam catatan-Nya, dan menikmati indah hembusan bayu kala subuh nanti


*Sembari Packing pergi ke Ciamis*
Ruang sepiku 3x4, february 25th 2010 20:31

by : *Suly Bintu Kasmaja*

Poem #16

*Melebihi Permatan dan Intan*

Jika umpama
Kau mintakan kembali apa yg telah kalian beri
Demi yang menjadikanku hidup, sungguh aku tiada mungkin bisa kembalikan

Jika seandainya air susumu darahmu yang mengaliri tubuhku
kau mintakan kembali,,sungguh ibu,,,aku tak dapat kembalikan semula
demi aku, kami, kau relakan bahkan waktu tidurmu berkurang
bahkan lebih dari itu, kau relakan makananmu kami habiskan, padahal kaupun belum lagi makan sedari pagi,,

Jika seandainya
semua usaha membesarkan kami, kau mintakan pertanggungjawabannya
sungguh,,,kami masih belum mampu penuhi itu semua
sungguh kau ayan dan ibu ku yang tak akan pernah lepas dari lantunan bait demi bait doaku, sekalipun Allah telah memanggilmu lebih dahulu Ayah,,,

Kau tau Ayah,,,
akulah yang pantas berbangga diri menjadi anakmu
akulah yang sepantasnya memujamu di bandingkan dengan para pesohor itu
karena kau Ayah,,,maka aku Sayang padamu

Kau tau Ibu,,,
air matamu yang menetes di sepertiga malammu itu
adalah kekuatanku, adalah penerang langkahku
senyum manismu kala menyambut kelahiranku
adalah,,,anugerah dan penghargaan yang tak tergantikan
Ibu,,,kaulah Permata sebenar itu
kaulah Intan cemerlang itu
karena kau Ibu,,Aku Mencintaimu

--------------------------
Untuk ibu ku yang Besok adalah hari Milad-nya yang ke-67th, bertepatan dg kelahrian Kartini,. ,,,namun Ibuku lebih dari itu,,The Greet Mom is my mother
Semoga Allah memberimu kesehatan dan Hidayah, dan kesabaran di atas kesabaran
--------------------------


*Dedicated for My Lovely Mom and Pap' (in memoriam)
Kasmaja bin Sanahmad & Sumi bintu Nuryadikrama


*Ruang Takaful (div.Kafala) yang mulai rame : Selasa, 20 April 2010

*Suly Bintu Kasmaja

Poem #15



*diam mu*

bukan ibu,,bukan aku tak mencintaimu
tapi karena aku sayang sekali padamu
atau mungkin aku yang kurang memahami perasaanmu
sehingga diam mu membuatku seperti rongga terhenti nafas

bukan ibu,,,bukan aku ingin membuatmu murka
tapi aku hanya ingin kau tau betapa aku amat sangat mengasihimu
atau mungkin aku yang tak mampu meraba kekawatiranmu
sehingga marahmu membuatku seperti kehilangan ingatan

diam mu adalah sperti neraka bagiku ibu,,,
marahmu menyempitkan ulu hatiku
rasa tak perdulimu membuatku hilang akal
kau hanya diam dan diam tanpa sepatah katapun

ibu,,,
aku ingin memelukmu, tapai kau acuh tak acuh
aku ingin memijit kakimu lagi, tapi seperti kau tak butuh
aku ingin mencium keningmu seperti sedia kala, tapi kau seperti tak melihatku

ibu,,,
kau tak tau , kalau air mataku tak ingin mau berhenti
meski ku paksakan pejamkan mata, tapi bayang diam mu menghantuiku
aku merasa kau tak melihatku ada di sampingmu
ibu,,,maafkan anakmu,,

ibu,,,
jangan biarkan aku kehilangan senyum mu
jangan biarkan aku kehilangan kehangatanmu
jangan biarkan aku sepi dalam malam yang ku rasa tak akan pernah berujung ini
jangan biarkan aku sendiri ibu,,,,


*untuk ibuku yang mendiamkanku,,,
maafkan anakmu ibu,

25 April 2010, 11:07, kamar sepi sedingin salju,, T___T

Be My Friend

Happy People