Rabu, 13 November 2013

Episode 9 #Catatan Hati [ Harapan Mereka ]

Bismillah.........

Lintasan bumi yang masih setia pada rotasinya, pun demikian dengan malam yang tak enggan untuk mengakhiri siang petangnya kembali jibaku pada gelap gulitanya. Beberapa bintang bersejajar menyeringai cahaya selaksa berlian. Angin yang bersahaja menyapa setiap daundaun, menyibakannya laksana selendang yang menarinari. 

Begitulah dunia dengan seisinya yang menakjubkan, yang luarbiasa. Ada pucukpucuk yang mengharapkan titik air hujan penawar dahaga, ada burungburung yang menghinggap kesanakemari mencari rantingranting kering. Mereka saling bersinambungan satu sama lain, saling bersinergi menjadi sebuah lingkaran kehidupan yang mewarnai isi dunia ini.

Dan, begitu juga denganku. Selayaknya mahluk Tuhan yang lain, aku tak hentinya bersyukur atas apa yang telah menjadi bagian hidupku. Setiap yang terjadi dalam kehidupanku, adalah sebuah pembelajaran penting. Semuanya berjalan sudah sesuai rotasinya, sesuai takdirnya masingmasing. Buruk atau baiknya sebuah perjalanan dalam kehidupan ini adalah tak lepas dari sebuah ketentuan yang sudah Alloh catatat. 

Hari ini, tak hentinya Hamdalah ku sebutsebut. Sebagai ungkapan syukur yang panjang, atas apa yang telah terlewati atas apa yang terjadi dan semuanya. Banyak hal yang terjadi, silih berganti. Sedih, gembira, air mata, tawa, sunyi, ramai. Semua warnawarni ini ku rasakan, dan bermuara pada relungrelung hati. Alhamdulillah, Allah berikan ujian cobaan sesuai dengan takaran kemampuanku, sesuai dengan kepasrahanku-mungkin saja. 

Mereka....
Ya, merekalah yang jua menjadikanku kembali mampu mendongak, mampu menatap mentari yang teriknya menumpulkan penglihatan pupilku. Mereka yang tetap menerimaku apa adanya, meski tak jarang mereka menangis karenaku. Mereka kecewa, mereka menangis pun karenaku. Oh....Alloh. Maafkanlah aku,,,

Mereka...
adalah keluargaku, sahabatku dan semua yang mensuport ku dari belakang, baik terangterangan ataupun diam dalam doa. Mereka jua bukan tak memiliki harapan. Mereka teramat sayangnya mungkin terhadapku, sehingga doadoa yang terucap adalah harapanharapan baik, sekalipun mereka tak pernah tau jika harapaharapannya pun membuat air mata ini tak terbendung. Ingin sekali mewujudkannya, tapi apa daya tak jua kemampuanku ini bisa membuat mereka tersenyum bahagia. Bukan tidak mau, tapi Alloh masih mau aku untuk terus bersideku bersujud meminta memohon padaNya. Mungkin begitu.

Merka ...
tak pernah salah. karena sejatinya harapan mereka adalah Harapan tentang Kebahagiaanku. Harapan tentang masa depan yang menjadikanku tertawa, tersenyum bahagia. Itulah sebabnya, aku tak pernah marah jika mereka mulai mengutarakan, mnyinggung-nyinggung tentang puluhan harapanharapan. Mereka tak salah, benarbenar tidak salah. Aku saja yang belum mampu mewujudkannya. 

Aku..
hanya mampu berdoa agar mereka pun diberikan kebahagiaan seperti apa yang mereka harapkan tentangku. hanya mampu berdoa semoa mereka sabar menantikannya saatsaat mereka benarbenar tertawa lepas bahagia. hanya mampu berdoa semoga Alloh jagakan mereka  untuk ku. 

Aku...
ingin wujudkan itu semua untuk mu... Mboke, ibuku, bundaku.... juga untuk mu,, kakak2 ku... pun sahabatku yang support tentangku... aku mencintai kalian karena Alloh,,, inshaAlloh....


Regards,

Sulyati Kasmaja | Owner FARA.Co

Kamis, 07 November 2013

Episode 8 #CatatanHati | Merasakan Bahagia Kembali

#LATES-POST

KebayoranLama, 06 Juni 2013 | Isra' Mi'raj

Bismillah.........


Dunia ini begitu luas, begitu lebar. Pikirku jika kebahagiaan itu tidak kita usahakan sendiri maka mati saja mungkin itu kata paling tepat. Meski terkesan ekstrim. Tapi esensi tulisan kali ini adalah tentang sebuah pemaknaan kebahagiaan buat diri ku sendiri. :)

Alhamdulillah, hidup masih berjalan sesuai rotasi yang Allah gariskan. Langit masih begitu cerah, meski mendung kadang hinggap dan pergi. Tapi makna langit yang sesungguhnya masih tetap indah, masih tetap membiru dan teduh. Jalan yang pernah ku lalui, jarak yang pernah ku tempuh sebelumnya tidak pernah ku sesali. Setiap skenario Tuhan yang dijalani sudah menjadi tanggung jawab setiap individu, pun termasuk aku. 

Alam ini begitu luas ibarat tanpa tepi, pastilah kebahagiaan itu akan banyak kita dapati dari satu tempat ke tempat lainnya. Jika tidak datang hari ini, maka optimis saja hari esok kan ada bahagia yang lebih indah. Begitulah seharusnya menyikapi setiap keadaan. 

Bahagia itu mudah. Tinggal bagaimana cara kita memperlakukannya. Bagaimana kita mampu menjadikan setiap detiknya adalah kebahagiaan. Hidup akan terasa sia-sia jika di isi dengan keruwetan yang menjadikan hati kita merasa sedih atau merasa sendiri. Itulah sebabanya, dalam  hal ini kita butuh bersosialisasi, menyambung tali silaturahim,. saling memberi hadiah dan semacam nya.

#bahagia_itu_mudah


Regards,
Sulyati Kasmaja | owner FARA.Co

Rabu, 06 November 2013

Episode 7 #CatatanHati [Fokus Kebaikan]

Bismillah...

Akhirnya kesampaian juga menulis lagi, setelah vakum dan vakum terus. Kesibukan di turuti tetap saja gak akan pernah terasa cukup waktu yang diberi. Begitulah manusia. Ada saja yang menjadi banyak alasan untuk membenarkan pendapatnya sendiri. Meskipun waktu yang diberikan Alloh SWT pada semua manusia itu sama selama 24 jam, tapi kadang masih juga merasa kurang. Kesibukan yang tiada henti-hentinya seolah menjadi alasan untuk mengatakan "gak cukup waktu". Atau sebetulnya karena perkara manajemen waktu saja yang tidak rapi. 

Kali ini, episode catatan hati ingin menuliskan sebuah catatan sebagai pengingat diri dan sebagai bagian penting yang bisa kita mulai lakukan. FOKUS KEBAIKAN. Perkara ini sangat menarik perhatianku, untuk mengabadikan dalam sebuah tulisan ringan, tulisan yang masih butuh polesan sana sini agar layak di baca dan manfaat yang di dapat. Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan untuk mendapatkan ilmu tentang ini. Mungkin bukan ilmu, tapi pemahaman mendalam tentang kalimat "kebaikan" ini. Satu kalimat mujarab untuk mengobati apa-apa yang menjadi ; kegundahan, kegelisahan, amarah dan segala jenis perasaan negatif. 

Kalimat yang kadang terasa biasa saja bagi yang menganggapnya biasa, tapi bagi yang menyadari bahwa sebuah kata kebaikan ini akan berdampak pada banyak elemen, terutamanya tubuh kita sendiri. Coba saja buktikan. Kebaikan ini berbanding lurus dengan kalimat positif. Semua hal yang terkait hal positif adalah baik. Berfikir positif adalah baik, kebaikan adalah hal positif. Itulah sinerginya, saling bersejajar pemaknaannya. 

Saya mulai menyadari bahwa hal baik adalah yang menjadikan tubuh sehat bergerak, fikiran segar membentang, semua terasa lapang tanpa beban. Saya mulai tidak memedulikan bisikan-bikan kalimat negatif, prasangka , amarah , kebencian dan segala hal negatif yang sering kali berkecamuk di dalam fikiran ataupun hati saya. Saya mulai mengoptimalkan perasaan , hati, fikiran dan aktifitas saya pada "kebaikan-kebaikan". Lebih fokus dan berkomitmen, memaksakan hati dan fikiran saya untuk sentiasa menebarkan Kebaikan, kearifan , kesantunan terhadap sesama, pun pada mahluk hidup di muka bumi ini.

Hidup hanya sekali, rugi rasanya jika hanya di isi dengan perasaan yang justru memundurkan atau melemahkan jiwa kita. Jika sakit hati, maka hapuskanlah dan memaafkan, jika kecewa maka hapuskanlah dan terimalah untuk memaklumi namun tidak untuk menyakiti. Ada banyak yang bisa kita kerjakan dengan hati yang baik, jiwa yang lapang dan fikiran yang positif. Perasaan negatif hanya akan mematikan semangat hidupnya hati kita, jiwa kita. Maka dari itulah, saya sengaja menuliskan ini sebagai pelecut diri saya pribadi, jiwa saya, hati saya pikiran saya, semua akan terfokus pada kata "kebaikan", "menebar kebaikan" , "berbagi kebaikan", semua tentang Kebaikan. 

Semoga saja, apa yang di tanam baik maka tumbuh subur nya pun kebaikan, jikapun tak kita unduh di dunia, inshaAllah  kita akan panen kelak di SyurgaNya Alloh SWT. Aamiin.

Meski ini menjadi jalan yang sulit, terjal dan penuh rintangan, tapi inilah komitmen. Inilah optimalisasi dari sebuah perubahan hidup. Terserah saja orang akan berprasangka, saya akan jalan terus dengan ketekadan ini. Berat memang, tapi lebih berat jika membiarkan hawa nafsu negatif hati saya. Menebarkan kebaikan jauh lebih ringan, dan hasil yang di petik sangat Manis rasanya. InshaAllah Bisssaaa!!!

#fokus_kebaikan #menebar_kebaikan #berbagi_kebaikan #optimalisasi_kebaikan


Regards,
Sulyati Kasmaja | owner FARA.Co

Minggu, 12 Mei 2013

Episode 6 #Catatan Hati [Hari Baru]

Bismillah....

Allah-lah sungguh sebaik-baik penentu segala rencana, DIA-lah yang pada akhirnya menentukan Takdir setiap hamba-hambaNya. Alhamdulillah karena DIA - lah Allah yang masih menjadikanku seperti saat sekarang, masih memberiku nafas dan banyak keberkahan lainnya.

Allah mencipta bukan tanpa perhitungan, Allah memberikan ujian serta cobaan bukan tanpa maksud. Allah yang membuat semuanya beredar sesuai porosnya masing-masing, tanpa saling bertabrakan satu sama lain. Pergantian hari demi harinya terasa indah, tanpa ada kesalahan. Subbhanallah..sangat mengagumkan.

Hari baru..
Saya hanya ingin menuliskannya demikian saja. Meski setiap hari adalah Baru. Ada yang mengartikannya sebagai hal yang barangkali "Fresh, something new". Entahlah, masing-masing orang boleh berpendapat lain mengenai hari baru. Yang jelas saat ini saya tengah berada di tempat yang cukup jauh dari rumah. 

Ini harus aku lakukan - alasan kalasinya adalah Demi kebahagiaan Mboke. Saya kurang tau apakah ini sebagai bentuk pengorbanan ataukah memang sewajarnya dilakukan oleh setiap anak. Meski ada perasaan tidak tega karena meninggalkan mboke berdiam diri sendiri di rumah, tapi saya harap ini akan lebih baik.

Saya tak sanggup rasanya, jika harus menyaksikan serenta itu masih pusing dengan urusanku yang tak kunjung mereda. Entah itu dari urusan pribadi ataupun urusan-urusan lain yang tersangkut dengan rencana bisnis ku yang malah pada akhirnya mandeg, dan ini tentu saja menjadi beban buat mboke. Saya sedih, tapi toh tetap hidup ini akan terus berjalan. Mau sampai kapan bersedih, mau sampai kapan hanya menyalahkan diri sendiri - semua harus di usahakanya sendiri, tanpa terkecuali.

Aku harus bagaimana?!

Sabtu, 04 Mei 2013

Episode 5 #CatatanHati | Tak Sehebat Mereka


Bismillah..
Saat menuliskan ini, entah mengapa airmataku berderai sperti aliran air yang tanpa ujungnya. Seperti biasa, pagi hari ini masih dengan kegiatan yang sama. Semenjak memutuskan untuk mandiri mengelola usaha sendiri dengan modal pinjaman, saya lebih banyak beraktifitas di rumah. Dan sesekali keluar rumah untuk kepentingan usaha.
Meski masih belum menunjukkan keberhasilan yang signifikan, tapi usaha yang saya jalananjan atas dasar kesukaan saya terhadap dunia fashion. Ada banyak kendala rupanya setelah saya betul-betul berjibaku dalam dunia bisnis fashion ini. Terutam menghadapi perkembangan fashion yang hampir tiap detik berubah, jugapun mengenai para pesaing yang hebat. Saya memang masih awam dengan bisnis ini, sehingga disuatu kesempatan saya pernah melakukan sebuah keputusan salah. Tetapi saya tetap menyenangi dunia fashion sampai kapanpun, meski berbagai rintangan silih berganti.
Ada banyak teman dengan aktifitas dan profesinya masing-masing. Tak jarang saya dibuat terkagum-kagum dengan pencapaian dan prestasi mereka. Saat menyaksikan mereka dengan segudang keberhasilan, ada perasaan sedih karena melihat pencapaianku yang hanya seperi ini. Namun, tidak sedikitpun aku merasa rendah diri karena saya meyakini bahwa semua ini tidak mungkin terjadi jika Allah SWT sajalah yang telah mengaturnya. Sehingga saya hanya merasa bahwa memang benar saat ini saya belum bisa menjadi siapa-siapa seperti mereka, tapi haqqul yakin suatu saat saya mungkin bisa!
Kadangpun juga merasa jika tingkat pendidikan saya yang hanya mencapai sarjana tak ada artinya. Tapi kembali saya berfikir, lantas bagaimana dengan mereka yang putus sekolah, bahakan tidak lulus sekolah dasar. Beruntung saya yang pada akhirnya bisa menuntaskan pendidikan hingga jenjang kesarjanaan, meski hingga detik ini barangkali tak banyak yang bisa saya kontribusikan dengan ilmu yang sudah di dapatkan. Tentu ini menjadi catatan yang khusus buat diri saya pribadi, dimana setiap ilmu yang pernah saya peroleh tentulah harus dapat dimanfaatkan dan berguna untuk sendiri juga orang lain - begitu idealnya.

Kekacauan fikiranku kadang ku tepis dengan melihat lebih dalam, bahwasannya Allah telah anugerahkan begitu hebatnya kenikmatan yang kadang terlupakan olehku. Bahkan saat hidayah demi hidayah Allah tetapkan untukku, meski sejalan itu pula ujian dan cobaan sungguh luar biasa menghatam benteng pertahanan imanku. Sekuat tenaga aku bangkit kembali, perlahan meski luka yang menga ini masih terasa perih jika sedikit saja tersentuh, entah karena ketidaksengajaan ataukan seseorang yang dengan sengaja menyibaknya kembali. Namun, semua itu kini telah sirna- karena rupanya Allah ingin mentarbiyahku secara langsung meski dengan hebatnya pukulan dariNya. Aku yakin dan percaya , meski setiap kesalahan yang kita lakukan adalah buah dari kelalaian kita sendiri, tapi Allah ada rencana dan maksud dari setiap timpaanNya itu. Entah itu berbentuk musibah yang bahkan kita merasa tak sanggup dan hampir putus asa, tapi Allah akan kembali hadirkan orang-orang hebat yang dengan tebal keimanannya mampu memegang erat tangan rapuh ini kembali. Allhamdulillah.

Baiklah, setiap rasa mengagumi sesuatu , sejatinya adalah karena rasa mengakui adanya sang Mencipta. Manusia hebat yang ada disekelilingku adalah buah dari penciptaan sempurna sang Maha kuasa. Manusia yang beredar disekelilingku dengan segudang prestasi dan kebanggaan dunia bahkan akhiratnya adalah buar dari penciptaan maha indah dari sang Maha besar. Allah menciptakan di dunia ini dengan pasangannya masing-masing. Jika memang ada manusi pintar mungkin disitu terdapat pula manusia bodoh. Tak ingin menamaiku sebagai manusia bodoh, tapi lebih kepada pencapaian prestasi yang belum maksimal. Meski usia makin bertambah dan bertambah, tentulah Allah tak akan pernah menyia-nyiakan ku di dunia dan akhirat kelak. Saya akan tetap percaya adanya perputaran poros bumi, pun juga adanya perputaran poros takdir, nasib baik dan seterusnya. Oleh karena itu, rasa "iri" yang mungkin lebih kepada kagum ini akan terus ada untuk kalian-kalian yang beredar diantaraku, kalian-kalian yang sempurna dalam pandanganku, biarlah menjadi inspirasi dan semangatku meski kalian tak kusebut-sebut agar kalian melihatku. 

Benar bahwa - aku tak sehebat kalian adalah kenyataan yang rela tidak rela harus saya tanggung. Saya harus sanggup menerima bahwa saya tak sebanding dengan kalian - tapi sayangnya kita dari penciptaan yang sama. Oleh karenanya saya kembali merasa bersyukur, meski kita tak sama-sama hebatnya, tapi kita sama-sama memiliki Pencipta , Tuhan yang sama - Allah SWT. Bagiku ini lebih dari apapun , melebihi pula dari rasa kekagumanku terhadap kalian. Biarlah ini menjadi catatan penting dalam hidupku, berkumpul dengan kalian yang meski aku tak mengenal kalian secara dekat - bahkan aku tak tau kalian ini siapa. Biarlah ini menjadi sejarah hidupku bahwa dunia ini penuh dengan warnanya dan aku salah satu warna dari milyaran warna yang mungkin masih belum bersinar seperti kalian. Aku tetap berbangga diri- karena aku bisa hidup di bumi yang sama- bersama kalian juga. 

Kalian hebat, dan aku akan menyusul kalian menjadi bagian terhebat itu. Meski tidak saat ini, tapi suatu saat kita akan sama-sama bertepuk dada dan berucap Hamdallah karena telah terlahir menjadi manusia, mahluk Tuhan yang maha sempurna.

Tulisan ini untuk kalian yang hebat dan berprestasi, untuk kalian yang menorehkan tinta emas untuk dirimu sendiri, keluargamu, bangsamu atau bahkan akhiratmu. Semoga Allah sentiasa mengumpulkan kita dan membangkitkan kita kembali pada barisan Rasulullah kelak di yaumil akhir. aamiin.


Dariku si anak kampung, 

Sulyati Kasmaja


Kamis, 18 April 2013

Episode 4 #CatatanHati | Usia Kematangan

Bismillah...

Setalah beberapa kali berfikir, apakah ada maslahat yang bisa saya tulis dalam rumah maya ini yang sudah ku beri tagline baru dengan judul HappyDaySuly dan dengan welcomeblog nya WELCOME PARADISE. Alhamdulillah terasa lebih segar dan terasa lebih bahagia setiap kali saya harus login dan mengisi setiap episode hidup melalui tulisan, yang entah apakah akan ada kemanfaatannya atau tidak.

Saya mengulang ingatan tentang penulis-penulis yang memberikan nasihat bahwa untuk bisa menulis maka MENULIS-lah , maka dengan tanpa rasa ragu dan malu bahwa kualitas tulisanku akan jauh dari nilai kualitas - saya abaikan dan biar saja mengalir seadanya menjadi rangkaian cerita yang entah apa ujung pangkalnya.

Memulailah menulis, dan bergemberilah dengan hasil tulisan sendiri meski hanya sekedar tulisan curahan hati pribadi yang tentu saja cenderung subjektif saat memberikan penilaian terhadap diri sendiri, atau yang menurut kita paling baik. Dan kemudian saya memulai kebiasaan ini yang pernah saya minati dahulu, dan sekarang ingin kembali menulis meski entah apa yg menjadi Tema nya.

Tidak mudah memang menerjemahkan apa yang ada dalam kepala kita menjadi sebuah rangkaian kalimat yang nantinya mudah dimengerti maksud dari penulis menyampaikannya dalam tiap paragrafnya. Butuh waktu untuk bisa merangkainya hingga menjadi baris yang mudah untuk dipahami dan dicerna pembaca. Itulah sebabnya, untuk menciptakan sebuah cerita menjadi satu kesatuan utuh dan mengalir hingga sang pembaca memahami apa yang penulis maksudkan butuh banyak waktu, meski tidak sedikit yang dengan mudahnya menulis dan mengalir menjadi sebuah cerita yang asik untuk dibaca dan dinikmati.

Baiklah..
Untuk kesempatan kali ini, saya hanya ingin mengulas satu tema besar yaitu mengenai Usia Kematangan. Beberapa orang merasa sensitif  saat harus membahas mengenai Usia-umur kita. Karena disebagian negara bahkan merasa tabu saat seseorang menanyakan umur mereka. Sebetulnya sah-sah saja jika seseorang merasa keberatan untuk mengungkapkan dengan jujur usia mereka. Umur adalah privasi setiap orang, kita tidak dapat memaksakan kehendak kita kepada orang lain, kita sepantasnya memakluminya - itu hak mereka.

Mengenai tingkat Kematangan , setiap orang pastilah berbeda pandang untuk masalah yang satu ini. Bisa jadi satu orang berkata bahwa tingkat kematangan si A saat usia nya di atas 17 tahun, dan ini akan berbeda pada setiap pandangan orang atau bahkan setiap negara. Memiliki cara pandang berbeda mengenai tingkat kematangan ini. 

Tetapi jika dalam Islam, tingkat kematangan atau biasa di artikan dengan Akhil Baligh. Dan Islam menerangkannya berbeda, antara tingkat baligh perempuan dan laki-laki. Perempuan sudah dikatakan akhil baligh jika dia sudah mengalami menstruasi dan Laki-laki dikatakan baligh jika dia sudah mengalami mimpi . Islam begitu rinci dalam menjelaskan tiap sendi kehidupan, bahkan hal yang sepertinya sepele inipun ada perincian pembahasan tersendiri. Maka berbahagialah bagi yang mendapat anugerah menjadi seorang Muslim. Hamdallah..

Kemudian, apakah lantas seseorang dengan jumlah usia yang telah puluhan bisa kita katakan sebagai usia kematangan. Kalo saya pribadi menjawab Tidak Selalu. Bahkan banyak dijumpai meski usia hampir mencapai kepala empat pun tetap saja dapat bersikap kekanak-kanakan, dan sebaliknya banyak dijumpai usia belasan tahun yang secara kedewasaan bersikap melampaui usianya. Kita tidak bisa mengenarilisir bahwa jumlah bilangan usia dapat menentukan sikap dari sebuah Kematangan Usia. 

Mungkin ada banyak faktor yang melatar belakangi seseorang menjadi cepat Mature atau sebaliknya. Faktor lingkungan keluarga atau faktor dari pergaulan dan banyak faktor lain yang barangkali mempengaruhi kedewasaan atau kematangan usia orang. Tentu kita haruslan tetap dapat bersikap bijak, jika suatu ketika mendapati orang yang berinteraksi dengan kita lebih matang atau bahkan sebaliknya bersikap kekanak-kanakan. Karena sejatinya yang demikian adalah sebuah gambaran kehidupan yang berwarna-warni, kita akan semakin merasakan nikmat bahwa Allah telah menciptakan beragam karakter dan sikap setiap manusia. Subbhanallah.

Ahya..sudahalah ya
Malam ini hanya bisa menuliskan hal seperti ini, mudahan hari berikutnya dapat menulis lebih lancar dan lebih baik lagi. Mari sama-sama kita bangun sikap Matang dalam sagala hal:

-Kematangan dalam berfikir
-Kematangan dalam mengambil keputusan
-Kematangan dalam bersikap
-Kematangan dalam menentukan kebijakan
-Kematangan dalam emosional

Dan kematangan yang lain, yang terkait dengan Usia Kematangan setiap kita. Wallahu'allam bishawab.


si anak kampung
Sulyati Kasmaja          

  

Rabu, 17 April 2013

Episode 3 #CatatanHati >>April selalu Istimewa

Bismillah...

Allahumma shoyyiban nafi'an..

Saat nulis emang cuaca lagi hujan. Akhir-akhir ini tak bisa di duga, kadang siangnya cerah tapi menjelang sore hujan turun. Allah lah yang telah mengaturnya dalam lauh manfudz. Tak ada yang mampu menebak dan tak ada yang menduga. Itupula yang terjadi dalam setiap catatan hidup manusia. Sesiapapun tak bisa menduga, menebak-nebak apa yang akan terjadi nanti, semua menjadi rahasia bagi Allah sendiri. Manusia hanya mampu berusaha, hanya mampu membuat perencanaan, dan mengenai hasil Allah lagi yang menentukan.

Ini adalah malam ke 16 di bulan April, dimana salah satu kakak ku berulang tahun, usianya kini 42 tahun, telah dikaruniai 3 anak laki-laki. Mengenai bulan april ini, sejatinya tak ada yang istimewa, melainkan ada 4 anggota keluarga Kasmaja yang berulang tahun di bulan April ini. Allah maha mengaturnya dan menciptakan segala kemungkinan yang terjadi terhadap manusia.

Aku, ibuku, dan dua orang kakak ku semua dilahirkan di bulan April. Anehnya meski kami terlahir di bulan yang sama, tapi jangan ditanya masalah karakter. Kami memiliki karakter yang berbeda, sekalipun bulan lahir kami sama. Ini mematahkan prediksi hororscop yang biasanya di katakan orang-orang. Aku di angka 5 bulan april, ibuku di angka 21 bulan april, dua kakak ku di angka 16 bulan april. Alhamdulillah , kami tidak pernah merayakannya, bahkan terkadang kami melupakan tanggal dan bulan lahir kami, karena memang tidak ada kebiasaan merayakan hari lahir.

Aku ingin menuliskan sesuatu dengan rasa gembira, dengan rasa bersyukur. Bahwa apapun yang telah Allah takdirkan adalah sebuah Anugerah yang harus disyukuri setiap detiknya. Apapun yang menjadi catatan dalam setiap episode hidup adalah sudah tertulis jauh sebelum kita tercipta di dunia. Allah memiliki rencananya sendiri. Entah itu rezeki, jodoh bahkan maut setiap manusia. Semua sudah Allah gariskan dalam waktu yang sangat lama sebelum kita terlahir di dunia ini.

Tentunya tidak ada satu kesalahan sedikitpun yang sudah Allah tentukan. Manusia kadang di uji dengan sedikit kekurangan dan kelaparan agar dia mempu bersyuk dengan apa yang ada saat ini. Namun, aku sendiri kadang merasakan bahwa hidup begitu tidak mendukungku saat misalnya harus terjatuh, padahal itulah saat Allah memberikan  ujian agar aku bisa bangkit dan bergerak lagi. 

Heemm...yasudahlah ya..
Mungkin malam ini hanya bisa nulis seperti ini, mudahan menjadi sebuah cerita entah saat kelak nanti ber-anak pinak hehehe...

Sulyati Kasmaja

Selasa, 16 April 2013

# Poem 62

LELAKI DUA PURNAMA DAN GADIS GERIMIS

 by : Suly Bungsu Kasmaja

Sempurna langit memijar dari balik purnama
Berpedaran di kaki ujung senjaku
Dinding hatiku berdesir memujamu
Sempurna wajah dalam batas mimpi-mimpiku

Gejolak rasa yang terkebiri masa
Aku terdiam diantara sepi pekat malam
Gemercik air di atas genting, mengingatiku
Pada Gadis Gerimisku yang menunggu di ujung purnama

Ku ungkap semua gelishku pada bayu kali ini
Ku rangkai kata sesempurna lelaki dalam dekap purnama
Ku prasasti rinduku pada cerah warna fajar
Ku dekap engkau di purnamaku yang pertama

Entah, masihkan aku bertahan hingga purnama kedua
Menunggumu dibalik tirai kesepian
Dan hingga ku dapati engkau merengkuhku dalam diamku.

Masihku terjebak dalam debar menunggu
Candu rindu ini mentertawakanku hingga alam mimpi
Ragaku rasa lunglai saat mengingati tentangmu
Wahai, juitaku yang kelak mengisi penuh relung hati

Percepatlah laju langkahmu
Temui aku di bawah sinar rembulan malan nanti
Biar ku sentuh wajah ayu yang kusebut dalam tiap bait doa
Karena aku lelaki yang kelak menjadi rembulan setiap purnamamu 

************
Puisi ini dulu adalah request-an temen Multiply, sekitar tahun 2011-an

Be My Friend

Happy People