Kamis, 11 April 2013

# Poem 61

-bila-
 
by : Suly Bungsu Kasmaja

Bila aku cemburu, tak cukup waktuku untuk memburu
Bila aku tersedu, tak cukup hariku untuk mengadu
Aku, pada takaran bejana yang tak utuh
Pada tepian langit yang tinggal separuh
terduduk dan mengeja kata demi kata di langit-langit jiwa

Dan, ini bukanlah kisah tentang picisan
Bahwa apa yang ada, kelak akan tiada
Semua kembali seperti semula
Tiada, Ada dan kembali Tiada

Diantara sepenggal cerita yang telah berlalu
Mencoba tekuni lembaran demi lembaran yang usang
Menguatkan pijakan kaki yang semakin merapuh
Terkulai dari benteng pertahanan yg kokoh

ku katupkan dua tangan
tengadah
kusimpan air mata
ku hapus nestapa
demi bahagia yang terlupa
--------------------
Ruang diamku
Fl.2 Graha enka Delhi

Juli ke-2 2012. 16:47

# Poem 60

"Warna ku"

by : Suly Bungsu Kasmaja

Biru dan ungu, ku pikir memang tidak ada salahnya mencoba
sekalipun biru menjadi nokhtah yang menoreh pilu, kala itu
kemudian muncul ungu yang mengelabu, dan derita itu berlalu
dan saat itu aku tetap pada pendirianku, Merah!

Kemudian kuceritakan kembali tentang perjalanan Senja
Ada jingga disana, orange mewarnai hitam yang bercampur putih
Sisa terik terhapus oleh halus pewaranaan saga menyenja
pun begitu perasaanku, bahwa dunia ini banyak pilihan warna yang bisa ku serasikan dengan nuansa hati

Siang ini, kembali ku ukir prasasti di langit hati terdalam
bahwa ada, rasa manis saat mengecap madu sari bunga
bahwa ada, rasa bahagia menyandingkan biru dan ungu
apa sebab? karena sejatinya hati berwarna-warni perasaan

Bagaimana dengan warna harimu kali ini?
biar ku tebak,...
aku merasakan hal yang sama. CERIA..BAGAHAGIA.
aku pun demikian adanya. Terimakasih Tuhan, anugerah rasa ini.
-----------------
Ruang diamku
War-bun 28 Mei 2012 . Lt.2

# Poem 59

"sekilas tentangmu"

poem by : Suly Bungsu Kasmaja

Kau ingin dikenang sebagai apa oleh hatiku
Menuliskannya di atas langit jiwa
Kemudian merangkainya menjadi selasar rindu
dan meletakkannya dikedalam relung yang ku sebut Cinta

Itu sebabnya, mengapa bulan tak sesendu awal pertemuan
dia menyebarkan aroma wewangian sekujur badan
menyulam pilu menjadi asa setangguh mentari
dan meletakkannya dikedalam relung yang ku sebut Cinta

Sekilas simpul senyum mu merekah layaknya mekar bunga
menebar asmara yang meromantiskan alam sadarku
menyemangati pilu yang kian merenggut semangat
dan meletakkannya dikedalam relung yang ku sebut Cinta

Kupintal harap diatas jerami kepedihan, begitu yang kau ungkap
Begitu pula yang pernah kau sandingkan bahagia dianatara duka
ku usap perlahan tangis kehampaan
dan meletakkannya dikedalam relung yang ku sebut Cinta

---------------------
Ruang Diamku
Warbun-12 Juni 2012 . 16:28

# Poem 58

--dalam rinduku--
Poem by : Sulyati Kasmaja

Tetes embun di penghujung malamMu
Hening , hanya decah dari gesek dedauan
Semilir bayu melengkapi pekatnya
Bintang melengkapi kesunyian indah cakrawalaMu

Kulukiskan syurga di pelupuk mata
ku katupkan kelopaknya, kemudian menyebut asmaMu satu demi satu
melantunkan syair syafaat pada kekasihMu
ku lelap semoga bersama Cinta dan KasihMu..

Rabb,,terimakasih nafas yang masih terhela
mata yang masih awas dan tajam
detak jantung yang bergemuruh merinduiMu
dan waktu yang tak berhenti di detik ini
untuk ku, dan juga mahlukMu yang lain
semoga cinta tak hanya sebatas ungkapan bibir
namun terpatri dalam di sanubari,,,

----------------
Ruang diamku
PangkalanJatiBaru
2 Juni 2012

# Poem 57

Nuansa Jernih

Poem by Suly Bungsu Kasmaja

PadaNya, bait tersusun bersama tasbih
Merendahkan bahu pada yang Maha kekar
Melututkan kaki bersimpuh dalam sajadah lebar
Untuk-Mu kemaha-Esa-an yang tak memudar

Meski dalam keterdiamanku, aku masih Mencintai-Mu
Meski dalam keterpurukanku, akan tetap memuji-Mu
bahkan dalam keramaian, akan tetap menyebut-nyebut-Mu
pun, dalam hening, dalam sendiri, dalam keterjagaanku

Hapuskanlah titik bening yang menderas ini
Sembuhkanlah luka yang menganga ini
Hiburlah aku dengan sedikit senyumanMu Tuhan...itu sudah lebih dari cukup
atau jika itu berlebihan, jernihkanlah hati yang mengeruh ini
atau..lebih dari itu. Karena Engkau tempatku menumpah segala Harapan
--------------------
Diantara setumpuk Duties yg masih harus di Revisi-
my own Works-2ndFl-Enka Deli Building
April 9th 2012. 15.14

# Poem 56

"Setangkai harap di pelupuk mata"

Poem by : Suly Bungsu Kasmaja


Awal yang entah kapan menjadi akhir
kau tulis janji pada sebaris awan kala itu
Mungkin karena itulah ku sebut sebagai prasasti
yang kelak akan ku jadikan simbol sebagai sebuah "bahagia"

Begitu pula katamu, mengenai lukisan di kanvas hatimu
Menorehkan bait-bait asa tentang satu kata
Tentang kau dan aku yang menjadi lakon hidup
Tentang cerita pelik yang kelak menjadi tawa
Begitukan rencana kita?

Saat ini, saat awan tak lagi berjajar
saat daun-daun kenari berjatuhan
ku kais satu demi satu harapan itu
ku susun menjadi mahkota di kepalamu
agar ia tetap terlihat tangguh, karena aku ada untukmu
begitu kan mau mu?

Lalu, apa yang menjadikanmu terhenti
apakah prasasti yang kau ukir itu palsu?
ataukah aku yang teramat memaksakan ketidakberdayaanmu
atau memang kita tak lagi sejalan
tak lagi seirama dan kemudian berlalu saja

Katakan satu hal tentang sebuah rasa ini
Masihkah aku yang ada dalam kanvas hatimu
Masihkah indah ku rasa saat duduk berdampingan kelak
Masihkan itu adalah milik ku
Maka, berjanjilah untuk tetap berikrar satu kata
bahwa, akupun mencintaimu....

2 April 2012

# Poem 55

....Tak Lagi Mengoma....

Ternyata....
Tulangku tak pernah terserak
Ternyata...
Sepenggal usiaku ta'kan tersia
Ternyata...
Bahwa kalimat indah itu adalah ijab dan qobul
Ternyata...
Di lauhul mahfudz itu tercatat namamu
............

Bahwa janji-Nya tak pernah teringkar
Bahwa ayat-ayat-Nya selalu benar
Maka, pada hari yang ditakdirkan menjadi kabar akbar
Dua insan yang ikrarnya akan dimintakan pertanggung jawaban
............

Ya Allah Ar Rohman Ar Rohim
Sesungguhnya hati ini telah terhimpun dalam cinta dan bertemu
dalam taat kepada Mu. Eratkanlah ikatannya, kekalkanlah
kasih sayangnya, berkahilah jalannya dan penuhilah hati ini dengan
cahaya Mu yang tak pernah pudar


Poem by : Suly Bungsu Kasmaja

# Poem 54


"Maaf Aku Rindu"

Poem by : Suly Bungsu Kasmaja

Maaf, akhir-akhir ini mendung terasa bergelayut
sehingga petir mudah meledak, sehingga gemuruh menyesak dada
ada bulir bening menelusur dari celak kelopak mata
terkadang menetes di atas sajadah, terkadang ter urai tanpa batas

ia bahkan seperti aliran sungai
menderas, kadang hingga tak terbendung

Maaf, akhir-akhir ini banyak tercipta kalimat mendayu
sehingga awan yang putih bersih tak ternikmati olehku
ada kelu yang menderu, menutup mata dari debu
dan terkadang seperti merasa seperti ilalang yang kering
sendiri, dan hanya berteman pohon kaktus berduri

Adakah, seutas tali menantingku dari jeram pusara
Ups,,aku salah menduga
rupanya kabut kian beranjak, menyisakan panorama indahnya
ada gelak tawa, ada tangis yang manis, mungkin dia tengah bahagia
rindu yang tersemat, meski tak harus di ungkapakan "bahwa aku rindu mentariku"
ah,,bukan, terlalu berlebihan, dan yang nyata hanyala sebuah kata "Maaf"
.................

Pojok ruangan
5 Maret 2012. 16.40

Be My Friend

Happy People