Kamis, 08 Juli 2010

Poem #10



*Sewarna Cahaya*


dari balik jendela kayu kamarku
berkas sinar rembulan mengintip malu-malu
ku dekati ia dari sebalik tirai yang tersibak jemari
ada balur-balur bekas luka semalam nampak dari serpihan cahayamu

dari titik warna yang tak lagi sewarna
ku coba gores dengan kuas yang tak lagi senada
mencoba melukis warna sinarmu yang tak lagi benderang
seperti saat kali pertama menyorot dunia dengan keindahannya


dari tiap ukiran tulisan tangan yang tak lagi sempurna
ku coba sambung huruf demi huruf biar menjadi satu kalimat
merangkai ungkapan kata yang tak lagi jelas terdengar maknanya
tapi aku ada , dan dalam tiap waktu yang tehitung dari tiap detikannya


dari bait puisi yang ku coba artikan dalam keterbatasanku
mencoba mengerti dengan apa yang sudah ku ucapkan dan belum ku ucapkan
menguji ketahananku dalam tiap derit derita yang tak lagi sakit terasa
karena aku adalah Kebahagiaan itu, dan itu hanya Milik ku


dari sini ku kabarkan, bahwa tak selamanya sinar pecah itu tak sewarna
dengan pelangi, atau lebih dari itu, indah tak sebanding dengan bulan,
karena ia adalah Keindahan sesungguhnya,,,,,,,


*Ruang Tamu, sembari nemenin bundaku nonton TV


Selasa malam Rabu, Tanggal 20 April 2010--> besok 21 April milad bundaku :D , jam Sepuluh lewat tujuh menit.

*Suly Bungsu Kasmaja*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berekspresilah dengan olah kata,dengan keindahan tutur dalam tulisan,,,Karena keindahan adalah Faradis,

Be My Friend

Happy People