Kamis, 08 Juli 2010

Poem #14


*Mungkin*

Mungkin kau tak akan pernah tau tentang kelopak mawar yang terjatuh
atau bahkan kau tak akan pernah perduli mengapa ia berguguran
kau hanya diam kala embun pagi menitik satu persatu di helai indah kelopaknya
kau hanya duduk dan membisu ketika ku tanyakan "sudah berapa lama kau terdiam?"

Sekarang, ketika ia mulai tumbuh indan dan merekah
dan pada merahnya terpancar cahaya cinta
kau seolah mulai mengenalinya
padahal pagi tadi kau masih membungkam dengan wajah tertunduk

Bening embun fajar tadi, mengalahkan beningnya bulir yang mengalir disudut kelopaknya
bahkan untuk kesekian kalinya ku tanyakan kembali "sejak kapan kau tertunduk?"
atau biarkan saja semua berlalu tanpa ada kata perpisahan "selamat jalan cinta"
dan semua mimpi menjadi buyar dengan terbelalaknya mata sembabmu

Senarai lagu yang mengalun terdengar dari balik keping hati yang tercabik
masih terasa perih dan rasanya sangat menyayat
kau tak akan pernah tau, ketika kembali ku tanyakan "sudah berapa lama kau mendiam di hati?"

semua hilang, lenyap dan hanya tersisa butir-butir seperti embun di permukaan wajah,,,
karena selamanya kau tak akan pernah tau,,


*Ruangan kerjaku (sembari ngelap air mata): April 21th 2010, 09.59 Rabu

*Suly Bintu Kasmaja*

-padahal kan hari ini milad ibuku, mungkin krn itu aku jg pengen pulang kerumah-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berekspresilah dengan olah kata,dengan keindahan tutur dalam tulisan,,,Karena keindahan adalah Faradis,

Be My Friend

Happy People